• 8 November 2024

Panen Raya Padi, Semarang Tembus 7Ton Per Hektar

uploads/news/2023/03/panen-raya-padi-semarang-122853aa1d09aad.jpg

Keberhasilan panen padi sebagai sumber pangan utama masih diharapkan dapat terpenuhi di berbagai pelosok Indonesia. Setelah melaksanakan panen di berbagai daerah, kini giliran Jawa Tengah yang menjadi fokus Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) pada Senin (27/02). Tepatnya di kabupaten Semarang, sebagai salah satu penyumbang beras nasional yang untuk panen raya tahun ini mencapai enam hingga tujuh ton per hektarnya.

Untuk panen raya yang terjadi di kabupaten Semarang akan dilaksanakan pada bulan Februari dan Maret. Bulan pertama akan berlangsung untuk memanen padi seluas 3.198 ha, sedangkan bulan Maret seluas 3.689 ha. Luas persawahan di Kabupaten Semarang memang menjanjikan sebagai sentra produksi padi.

Dalam panen raya yang dilaksanan di Kelompok Tani Pangudi Tani Desa Boto Kecamatan Bancak - Semarang, Mentan SYL menyampaikan rasa terima kasihnya dengan produksi yang melimpah. "Hari ini dengan Bupati Semarang memastikan produksi padi di Jawa Tengah khususnya di Semarang memasuki masa panen raya. Ini juga mensimbolkan bahwa seluruh Indonesia sekarang lagi panen raya. Saya menyampaikan terima kasih, produksi padi di sini cukup tinggi. Kalau dilihat dari jumlah malainya di atas 7 ton per hektar," 
 
Ia mengungkapkan berdasarkan data Kerangka Sampling Area (KSA) BPS, diperkirakan luas panen raya di bulan Februari 2023 sebesar 1 juta hektar dan pada puncak panen raya bulan Maret mendatang sebesar 1,9 juta ton. Jika produksi rata-rata 5 ton per hektar dari 1 juta hektar, artinya minimal ada 10 juta ton gabah setara 5 sampai 6 juta ton beras. 
 
"Oleh karena itu, dari hitungan yang ada, ketersediaan beras kita cukup. Kalau panen pakai mesin combine yang hilang gabahnya hanya 3 sampai 5 persen, tapi kalau panen tradisional hilangnya sampai 11 persen," ungkapnya.
 
Harapan keberhasilan dalam panen raya masih sangat diinginkan oleh seluruh pihak, termasuk Mentan SYL, "Kita berharap produksi padi sesuai pantau satelit, perkiraan BPS dan laporan dari daerah berjalan normatif sehingga sesuai arahan Presiden Jokowi, menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri ketersediaan beras tercukupi."
 
Di samping memastikan jalanya panen raya, Mentan SYL pun memastikan penanganan pasca panen yakni kesiapan penggilingan, terutama penggunaan penggilingan padi modern. Dengan begitu, produksi beras pada panen raya ini semakin terjamin ketersediaan bahkan dengan kualitas yang bagus.
 
"Saya berharap khususnya di Kabupaten Semarang ini, hasil panennya menggunakan penggilingan modern. Oleh karena itu, kami pun memastikan agar kesiapan penggilingan harus terjamin karena ini dapat menekan juga kehilangan beras dan menjamin kualitasnya. Kami memiliki program taxi alsintan, ini agar daerah, kelompok tani dan pelaku usaha dapat dengan mudah mengakses KUR untuk pengadaan mesin penggilingan padi modern," tandasnya.
 
Bersamaan, Bupati Semarang, Ngesri Nugraha menyampaikan apresiasi atas dukungan dan bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendorong peningkatan produksi pangan khususnya padi di Kabupaten Semarang. Luas lahan pertanian di Kabupaten Semarang sebesar 62 ribu hektar, luas lahan sawah 32 ribu hektar dengan produktivitas padi 6,4 ton per hektar.
 
"Harapan kami produksi padi ke depanya ditingkatkan. Kami memiliki program pemulihan lahan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Kami telah coba mengurangi pupuk kimia dari 200 kilogram menjadi 130 kilogram. Hasilnya dari 6 ton per hektar menjadi 8,8 ton per hektar. Kami sangat bersyukur adanya program Bapak Menteri Pertanian mengurangi penggunaan pupuk kimia, salah satunya Biosaka," ujarnya.
 

 

Related News