• 22 November 2024

'Jambul', Gajah Sumatera Kini Dipasangi GPS Collar

uploads/news/2023/03/si-jambul-gajah-sumatera-96199c277be62c3.jpg

Usaha memantau pergerakan kawanan gajah Sumatera dengan manusia dilakukan melalui pemasangan GPS Collar. Langkah ini dilakukan oleh Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS) bersama Balai KSDA Bengkulu serta mitra (Repong Indonesia, YKWS, PILI, WCS dan YABI) dengan memasang GPS Collar pada satu ekor gajah dari kelompok gajah bernama 'Jambul' yang berjumlah enam ekor ini. Pemasanganyang dilakukan di daerah antara Gunung Gede dan Gunung Mas, secara administratif berada di Pekon/Desa Suka Marga Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung, Rabu (29/03).

Pemasangan GPS Collar ini merupakan GPS Collar kedua yang berhasil dipasang pada kelompok gajah liar yang ada di kawasan TNBBS oleh Tim BBTNBBS di Resort Suoh Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III, Bidang PTN Wilayah II dimana sebelumnya juga berhasil dilakukan pemasangan GPS Collar pada Gajah Kelompok 'Bunga' pada tanggal 24 Desember 2021 diluar kawasan TNBBS, yaitu di Blok 9 pekon/desa Sidorejo Kecamatan Bandar Negeri Suoh Kabupaten Lampung Barat.

Tim BBTNBBS yang dipimpin oleh Kepala SPTN Wilayah III Krui BPTN Wilayah II Liwa, Sdr Maris Feriyadi, S.H., M.Hum. melakukan upaya pemasangan GPS Collar dimulai pada tanggal 28 Maret 2023, dimana Tim menentukan target gajah betina dewasa yang akan dipasang GPS Collar pada kelompok gajah 'Jambul'. Dokter Hewan yang tergabung dalam Tim, Sdri drh. Erni Suyanti, S.KH. telah melakukan penembakan obat bius pertama dosis anesthesi mengggunakan kombinasi obat Xylazine dan Ketamine HCl, namun gajah belum terbius dengan sempurna sehingga dilakukan penambahan dosis supplement dengan kombinasi obat yang sama dengan penembakan bius kedua dan ketiga. Gajah Jambul memberikan respon pembiusan yang kurang optimal diduga ada intervensi dari gajah lainnya yang berusaha untuk membangunkannya dan kondisi lingkungan sekitar gajah target yang gaduh, sehingga menyebabkan Gajah “Jambul” belum berhasil dipasang GPS Collar.

“Untuk keberhasilan pembiusan satwa perlu didukung lingkungan sekitar yang tenang agar satwa tidak stress dan obat bius dapat bekerja secara optimal”, jelas drh. Erni Suyanti S.KH.

Malam harinya, Tim melakukan evaluasi atas upaya pemasangan GPS Collar yang belum berhasil tersebut, dan diputuskan untuk mengubah target Gajah Betina yang akan dipasang GPS Collar, dengan pertimbangan Gajah 'Jambul' telah dilakukan pembiusan, dan perlu gajah target betina dewasa lainnya.

Upaya pemasangan GPS Collar dilanjutkan pada tanggal 29 Maret 2023. Diawali dengan kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh Tim Pemantauan, pada pagi hari tanggal 29 Maret 2023, keberadaan kelompok Gajah 'Jambul' ditemukan berada di daerah Gunung Gede dengan vegetasi semak belukar. Tim Inti yang dilengkapi dengan senapan bius dan diiringi oleh Tim Medis dan Keamanan segera menuju ke lokasi dimaksud.

Setelah dilakukan upaya penggiringan dan pemisahan atas gajah target dari kelompoknya, senapan bius berhasil ditembakkan ke gajah betina dewasa kelompok gajah 'Jambul' pada pukul 11.11 WIB, namun hasil penilaian pembiusan menunjukan gajah belum terbius sempurna sehingga dilakukan pemberian dosis supplement secara suntik langsung (handsyringe) pada pukul 13.05 WIB agar gajah bisa didekati dengan aman.

Proses pemasangan GPS Collar memerlukan waktu ± 25 menit. Selanjutnya Tim Medis melakukan pemantauan atas gajah tersebut sampai dengan sadarkan diri dan gajah mulai berjalan kembali pada pukul 14.45 WIB. Berdasarkan hasil pengukuran (morfometri) tubuh gajah oleh Tim Medis, gajah yang dipasang GPS Collar memiliki berat badan 3.189 kg; tinggi bahu 223 cm; lingkar dada 382 cm, dan diberi nama Ramadhani.

Untuk kepentingan pemeriksaan kesehatan, drh. Erni Suyanti, S.K.H juga melakukan koleksi sampel darah untuk tujuan pemeriksaan DNA, hematologi dan kimia darah untuk mengetahui kondisi kesehatan secara umum, juga melakukan penyuntikan antibiotik long acting untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder pada bekas tembak bius, penyuntikan obat anti stress dan untuk memperkuat daya tahan tubuh.

Kepala SPTN Wilayah III Krui Sdr Maris Feriyadi, S.H. M.Hum menyampaikan harapannya agar pemasangan GPS Collar dapat memberikan kontribusi yang posistif atas upaya mitigasi interaksi negatif manusia dan gajah liar di wilayah kerja SPTN Wilayah III Krui, khususnya di Resort Suoh dan sekitarnya.

“Walaupun Balai Besar TNBBS sudah mengoperasikan GPS Collar pada kelompok Gajah 'Bunga' yang dipasang pada Bulan Desember 2021 yang lalu, kadangkala kelompok gajah 'Jambul' (6 ekor) bergabung dan berpisah dengan kelompok Gajah 'Bunga' (12 ekor), sehingga menyulitkan Tim Satgas dalam melakukan pemantauan dan penghalauan. Sehingga, dengan terpasangnya 2 GPS Collar pada 2 kelompok gajah yang berbeda ini diharapkan memudahkan dalam pemantauan pergerakan, sehingga upaya mitigasi dapat lebih dini dan optimal dilakukan”, ujar Maris.

Pada kesempatan terpisah, Plt Kepala Balai Besar TNBBS, Ismanto,S.Hut, MP menyampaikan apresiasi kepada Tim yang berhasil memasang GPS Collar.

“Terimakasih kepada Tim yang terdiri dari personil Balai Besar TNBBS, Balai KSDA Bengkulu, mitra dan masyarakat yang telah membantu hingga terpasangnya GPS Collar. Butuh pengorbanan yang luar biasa, dimana pemasangan dilakukan pada bulan Ramadhan dan dengan kondisi topografi kawasan TNBBS, namun tim tetap semangat dan berhasil memasang GPS Collar tersebut. Semoga dengan terpasangnya GPS Collar, upaya mitigasi interaksi negatif dapat dioptimalkan dan dapat meminimalisir potensi kerugian yang terjadi."

Related News