Mengenal Enam Jenis Lele Paling Enak Dimakan
Jagadtani - Ikan lele dapat diolah menjadi beragam masakan yang memancing selera, terlebih saat dijadikan hidangan di bulan Ramadan. Ikan lele dengan kadar protein yang tidak kalah dengan ikan Salmon, alhasil kandungan protein dan vitamin pada ikan lele juga bagus dikonsumsi dalam mencegah stunting atau gizi buruk pada anak.
Dalam 100 gram ikan lele mengandung protein (18 gr), lemak (2,9 gr), Natrium (50 mg), Kalori (105gr), Natrium (50 mg), Vitamin B12 (121% dari kebutuhan harian), Selenium (26% dari kebutuhan harian), Fosfor (24% dari kebutuhan harian), Tiamin (15% dari kebutuhan harian), Kalium (19% dari kebutuhan harian), Kolesterol (24% dari kebutuhan harian), Asam lemak omega-3 (237 mg), Asam lemak omega-6 (337 miligram).
Berikut Jenis atau varietas ikan lele yang sangat nikmat diolah dalam berbagai menu berbuka puasa:
Lele Dumbo
Lele Dumbo, jenis unggulan yang pertama kali diintroduksi ke Indonesia pada awal tahun 1980-an. Ikan yang berasal dari Afrika ini memiliki ciri akan timbul bercak-bercak putih ketika stress. Lele jenis ini juga tidak memiliki racun atau bisa pada bagian patilnya sehingga lebih aman dibandingan lele lokal. Dapat tumbuh besar membuat lele ini disebut lele Dumbo.
Lele Sangkuriang
Lele Sangkuriang dengan ciri warna punggung hitam kehijauan dan bagian perutnya bewarna putih kekuningan. Lele Sangkuriang merupakan hasil rekayasa para peneliti di Balai Besar Budidaya Ikan Air Tawar (BBBAT) Sukabumi dengan keunggulan dari Lele sangkuriang yakni proses pertumbuhan harian bobot pada pembesaran selama tiga bulan sekitar 3,35 persen dan konversi pakan berkisar 0,8 – 1,0
Lele Sangkuriang secara resmi dirilis sebagai jenis lele unggul oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.26/Men/2004 tanggal 21 Juli 2004.
Lele Phyton
Lele Phyton atau disebut juga Lele Paiton merupakan varietas hasil perkawinan antara induk betina lele dari Thailand F2 dengan induk jantan lele dumbo F6. Lele Paiton hadir dari hasil percobaan sekelompok pembudidaya ikan lele yang ada di Kabupaten Pandeglang, Banten pada 2004.
Hasilnya, lele Paiton berukuran lumayan besar serta cocok untuk konsumsi. keunggulan lainnya pada daya tahan tubuh yang lebih baik pada berbagai cuaca dengan tingkat kelangsungan hidup (survival rate) lebih dari 90%. FCR 1, derajat penetasan telur mencapai 90 persen.
Dan waktu pemeliharaan yang sangat singkat yaitu mulai dari telur sampai benih siap jual (7-8 cm) hanya membutuhkan waktu 1,5 bulan. Begitupun pembesaran, benih ukuran 7-8 cm hanya membutuhkan waktu 2 bulan (55-60 hari) dengan ukuran panen 125-150 gr/ekor
Lele Masamo
Lele Masamo diproduksi dan diperkenalkan pertama kali oleh pabrik pakan ikan PT. Matahari Sakti di Mojokerto, Jawa Timur. Lele Masamo merupakan hasil pengumpulan sifat berbagai plasna nutfah lele dari berbagai negara. Di antaranya adalah lele Dumbo dan Clarias macrochephalus (bighead catfish) yang merupakan lele Afrika yang dikembangkan di Thailand
Lele Masamo memiliki ciri-ciri ukuran tubuh lebih lonjong, menyerupai sepatu pantofel model lama. Sirip (patil) lebih panjang, badan lebih panjang dan bewarna kehitaman. Ciri khas lainnya, ketika Lele Masamo stress akan muncul warna keputihan atau keabu-abuan. Ciri lainnya, lele Masamo memiliki tonjolan di tengkuk kepala serta bentuk kepala yang lebih runcing.
Lele Mutiara
Lele Mutiara yang diproduksi oleh para peneliti di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi, Subang, Jawa Barat yang dirilis pada 27 Oktober 2014. Namun baru dilepas secara resmi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No. 77/Kepmen-KP/2015 tanggal 14 Juli 2015.
Lele Mutiara merupakan hasil persilangan dari varietas lele Mesir, Paiton, Sangkuriang dan Dumbo yang diseleksi selama tiga generasi pada karakter pertumbuhan.
Lele Mutiara memiliki keunggulan pada laju pertumbuhan tingga yang mencapai 40% (cepat tumbuh), angka panen lebih tinggi, Ukuran yang seragam, waktu pemeliharaan singkat, irit dalam penggunaan pakan (FCR 0,6 – 1,0), toleransi terhadap lingkungan tinggi dan daya tahan terhadap penyakit juga tinggi.
Lele Mandalika
Lele Mandalika telah dirilis dengan SK Nomor 42/KEPMEN-KP/2014 tanggal 22 Juli 2014. Lele Mandalika merupakan hasil persilangan ikan lele Sangkuriang betina dengan lele Masamo jantan.
Benih sebar Lele mandalika ini merupakan hasil hibridisasi yang dilakukan oleh Instalasi Balai Benih Ikan Batu Kumbung, Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tengara Barat.