• 25 November 2024

Kultur Jaringan Pukau Anggota Dambu Kahbrai

uploads/news/2023/04/kultur-jaringan-pukau-anggota-238119f9e99a1b6.jpg

Pesona kultur jaringan pada bunga anggrek membuat Reiner Marhend terpukau. Terlebih dirinya sebagai salah satu anggota kelompok Dambu Kahbrai yang merupakan Desa Binaan Balai Besar KSDA (BBKSDA) Papua dan berfokus pada budidaya jenis-jenis anggrek Lembah Moy di Kabupaten Jayapura.

Reiner Marhend mengungkapkan hal ini setelah mengikuti pelatihan yang berlangsung di Esha Flora, sebuah perusahaan bioteknologi di Kota Bogor, pada Jumat – Sabtu (14-15/4/2023).

Selama pelatihan, Reiner mempraktikkan tahapan-tahapan kultur jaringan, mulai dari sterilisasi, mempersiapkan media, mempersiapkan eksplan (berupa tunas muda, titik tumbuh, buah, dan jaringan anggrek), multiplikasi, sampai aklimatisasi. Sementara jenis anggrek yang digunakan selama praktik adalah anggrek kribo (Dendrobium spectabile) dan anggrek spesies yang tersedia di Esha Flora.

"Ini pengalaman pertama yang sangat menyenangkan buat saya. Betapa luar biasanya teknik kultur jaringan, bisa menduplikasi tumbuhan dari berbagai bagiannya menjadi tumbuhan baru. Bagi saya, kultur jaringan sangat menakjibkan. Saya akan coba bawa teknik ini ke kampung," ungkap Reiner.

Lebih lanjut, Reiner menyampaikan terima kasih kepada BBKSDA Papua bersama GIZ Forclime yang telah memberikan fasilitas pelatihan kepada kelompok Desa Binaan Dambu Kahbrai. Ia berharap, pengalaman berharga selama pelatihan kultur jaringan dapat bermanfaat bagi para petani anggrek di Lembah Moy, khususnya para anggota Desa Binaan Dambu Kahbrai.

Pada kesempatan yang sama, Pendamping Desa Binaan Dambu Kahbrai, Zsa Zsa Fairuztania juga menyampaikan pengalaman sekaligus komitmennya. Zsa Zsa adalah Penyuluh Kehutanan pada BBKSDA Papua, yang telah memberikan dedikasi kepada Kelompok Desa Binaan Dambu Kahbrai sejak tahun 2021 sampai sekarang. Ia menyatakan, bahwa pendamping desa binaan memiliki tanggung jawab besar untuk terus mengembangkan wawasan para anggotanya.

“Pelatihan kultur jaringan ini sangat menyenangkan, dan terutama dapat menambah banyak pengetahuan perihal budidaya anggrek. Harapan saya, khususnya, di masa mendatang para petani anggrek di Lembah Moy tidak perlu lagi masuk ke hutan untuk mengambil anggrek, yang tentunya akan berpengaruh pada ekosistem di sekitar Cagar Alam Pegunungan Cycloop. Dengan menguasai teknik kultur jaringan, kami harapkan para petani anggrek bisa melakukan budidaya anggrek di rumah,” tutur Zsa Zsa.     

Sementara itu, Kepala BKSDA Papua, A.G. Martana menyatakan bangga terhadap kiprah para generasi muda dalam upaya membuka wawasan dan pengetahuan, termasuk dalam hal bioteknologi modern.

“Kami harapkan pelatihan kultur jaringan ini dapat meningkatkan kapasitas pendamping dan anggota kelompok desa binaan, khususnya Dambu Kahbrai. Dengan mempraktikkan teknik kultur jaringan di lingkup Desa Binaan Dambu Kahbrai, semoga dapat meningkatkan kesejateraan para anggora, juga masyarakat di sekitarnya.” Demikian ungkap Martana

Related News