• 21 November 2024

Pelepasan Satwa Liar Menuju Road To HKAN

uploads/news/2023/04/pelepasan-satwa-liar-menuju-65154f31b2d5ccc.jpg

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua melepasliarkan 90 ekor satwa endemik Papua dalam rangka menuju Road to HKAN 2023. Pelepasan liar ini berlangsung pada Selasa (18/4/2023), di hutan sekitar Cagar Alam Pegunungan Cycloop, Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.

Kepala Resort KSDA Sentani, Edy Sam Lau, menyampaikan jenis-jenis satwa yang dilepasliarkan berupa 69 ekor ular boa tanah papua (Candoia aspera), 12 ekor ular boa pohon (Candoia carinata), 2 ekor ular sanca cokelat (Bothrochillus Albertisi), 1 ekor biawak hijau papua (Varanus Prasinus), dan 6 ekor kadal hutan irian (Hypsilurus sp.).

“Satwa-satwa yang dipelasliarkan ini berasal dari penyerahan Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura selama bulan Maret 2023, tetapi pada tanggal yang berbeda-beda,” kata Edy.

Sementara itu, dokter hewan dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura, Ahnu Miftahul Ulum, menyatakan komitmen untuk terus meningkatkan sinergi bersama BBKSDA Papua agar lebih solid lagi di masa mendatang.

“Terima kasih kepada BBKSDA Papua atas kerja-kerja nyata dalam mengimplementasikan RKT kerja sama dengan BKP Kelas I Jayapura di tahun kedua ini,” ungkap Ahnu.

Pada kesempatan yang sama, Pdt. Pepuho Eliezer selaku tokoh masyarakat dari Kampung Asei Kecil menyampaikan hal mendasar terkait pelestarian alam.

“Mari kita jaga pohon-pohon di sekitar Cagar Alam Pegunungan Cycloop ini, agar satwa yang dilepasliarkan bisa hidup dan berkembang biak dengan baik. Satwa-satwa yang dilepasliarkan sebelumnya sudah hidup baik di sini. Sekarang ada banyak temannya lagi yang datang, jadi kita wajib jaga semuanya agar mereka nyaman di habitatnya,” tutur Pepuho.

Di sisi lain, Kepala Bidang Teknis pada BBKSDA Papua, Yulius Palita, menyatakan bahwa dari semua satwa yang dilepasliarkan hari ini, terdapat satu jenis yang dilindungi, yaitu biawak hijau papua. Sedangkan satwa-satwa lainnya termasuk dalam jenis yang tidak dilindungi.

“Untuk satwa yang tidak dilindungi sebenarnya bisa dimanfaatkan, tetapi harus melalui mekanisme kuota,” kata Yulius.

Lebih lanjut, Yulius mewakili Kapala BBKSDA Papua, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir dan mendukung kegiatan pelepasliaran satwa ini, antara lain, Kepala Seksi Konservasi Wilayah IV Sarmi, tokoh adat dan tokoh masyarakat Kampung Asei Kecil, juga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih yang sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

Yulius juga menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang sangat baik dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura yang telah menyerahkan semua satwa hasil pengamanan. Ia menjelaskan, bahwa semua satwa telah menjalani proses habituasi di kandang transit Buper Waena, sehingga benar-benar siap kembali ke habitat alaminya

Related News