• 22 November 2024

Ayam Sejahtera Indonesia, Serukan Ayam Bebas Antibiotik

Jagadtani - Isu kesejahteraan hewan, terlebih pada hewan ternak belum mendapatkan perhatian dari masyarakat hingga pemerintah. Tentunya menjadi dasar terbentuknya koalisi Ayam Sejahtera Indonesia. Tujuannya demi kesejahteraan hewan yang juga berdampak baik karena aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh manusia. 

Bertepatan dengan momentum Hari Keluarga Internasional, deklarasi demi mendukung kesejahteraan hewan ternak dalam koalisi Ayam Sejahtera Indonesia. Latar belakang utama terbentuknya koalisi untuk menjunjung tinggi prinsip dan standar kesejahteraan hewan yang tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan asupan protein bagi masyarakat.

Dari berbagai sumber protein hewani yang saat ini paling banyak dikonsumsi adalah daging dan telur ayam. Namun sayangnya, diperkirakan kesejahteraan ayam ternak masih dibawah standar dan membahayakan masyarakat.

Koalisi Ayam Sejahtera Indonesia "Koalisi Ayam Sejahtera Indonesia "

"Kesejahteraan hewan ternak, khususnya ayam sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Dan tentunya berpengaruh besar pada ketahanan dan keamanan pangan yang menjadi hak azasi kita semua." Tutur Joehana Sahea - Koordinator Nasional Ayam Sejahtera Indonesia.

Padahal berdasarkan data, produksi ayam pedaging di Indonesia mencapai 3,43 juta ton pada 2021, sementara populasi ayam ras pedaging diperkirakan sebanyak 3,11 miliar ekor per 2021. 

Menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), bersama Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS) dan World Animal Protection menunjukan kontaminasi bakteri resisten antobiotik bisa terjadi di berbagai tahap rantai makanan. Penelitian ini juga menunjukan bakteri kebal antibiotik pada daging ayam broiler.

Sriwahyuni, Sekretaris YLKI mengatakan hasil penelitian tersebut sangat berbahaya bagi manusia, walaupun konsumen seharusnya telah dilindungi oleh undang-undang konsumen. Dan sesuai tagline YLKI, yakni "Produk yang berkesejahteraan tinggi adalah produk yang baik untuk hewan, baik untuk pelaku usaha dan baik untuk konsumen," 

Ayam Sejahtera Indonesia, Serukan Ayam Bebas Antibiotik"Ayam Sejahtera Indonesia, Serukan Ayam Bebas Antibiotik"

Sementara menurut Aditya Rennov sebagai jurukampanye publik dan korporasi World Animal Protection (WAP), Indonesia merupakan negara ketiga yang memiliki populasi unggas terbesar di dunia. Dan berdasarkan temuan WAP, penggunaan antibiotik 131.000 yang diantaranya 75 persen digunakan pada dunia peternakan. 

Tingginya konsumsi masyarakat seharusnya didukung dengan kesejahteraan ayam. Bukan justru membahayakan kesejahteraan konsumen.

Padahal sebenarnya telah ada undang-undang yang melindungi konsumen, yakni 'Larangan Produk Pangan Tidak Aman' untuk melindungi konsumen. Hal ini berdasarkan pasal 3 undang - undang No 8 tahun 1999.

Penggunaan antibiotik sebenarnya tidak dilarang pada ayam pedaging, tetapi jika telah melalui masa waktu lebih dari 21 hari. Ayam yang telah mendapatkan antibitik setelah tiga minggu akan bebas dari residu. 

Jadi menurut Sahabat Tani, apakah penggunaan antibiotik dapat toleransi atau justru harus dihilangkan? 

Intinya regulasi dari pemerintah wajib diatur demi kesejahteraan hewan ternak dan juga masyarakat.

 

Related News