• 29 March 2024

Ribuan Ternak Babi Mati Mendadak di Parimo

uploads/news/2023/05/ribuan-ternak-babi-mati-802264c8cbcd8b5.jpg

Jagadtani - Hingga saat ini Pemerintah Daerah Parigi Moutong, Sulawesi Tengah belum bisa memastikan penyebab kematian medadak ribuan hewan ternak babi di daerah tersebut.

Berdasarkan pendataan belum lama ini, jumlah ternak babi mati atau potong paksa sebanyak 3.642 ekor, tertangani atau diobati 281 ekor. Sedangkan yang telah divaksin, sebanyak 965 ekor.

Ribuan ternak tersebut tersebar di Kecamatan Torue, Balinggi, dan parigi Selatan.

"Kami belum bisa memastikan ternak ini mati akibat virus flu babi. Diagnosa sementara Classical Swine Fever (CSF)," ungkap Plt. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Parimo, Normawati Said.

Langkah cepat yang dilakukan saat ini, Dinas Peternakan dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah telah mengambil sample darah babi yang terkena virus untuk pengujian Laboratorium di Sulawesi Selatan.

Untuk mengantisipasi penyebaran, saat ini DPKH Parimo telah menerbitkan surat edaran tentang larangan perusahaan, pedagang, dan pemilik ternak untuk memasukan atau mengeluarkan babi hingga produk olahannya ke Kabupaten Parimo.

Bukan itu saja, peternak juga diminta segera melaporkan kepada petugas DPKH Parimo, apabila menemukan ternak babi yang sakit dengan gejalan klinis.

"Kami juga mengimbau para peternak babi untuk melakukan pencucian dan desinfektan kadang, peralatan kandang dan kendaraan secara rutin," terangnya.  

“Kami juga menyarankan peternak untuk melakukan vaksin hog cholera secara berskala, dan mengubur bangkai ternak dan tidak membuangnya ke sungai, saluran air serta laut," imbuhnya.

Selain itu, DPKH Parimo juga telah menyurati Dinas Peternakan dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah, untuk permohonan bantuan obatan, vitamin dan vaksin ternak babi.

"Yang sangat dikhawatirkan secara nasional, ialah virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi, karena daya musnanya lebih tinggi hampir 100%. Jika satu ternak kena, semuanya dalam waktu singkat akan mati," pungkasnya.

Related News