Sahabat tani pecinta kucing? Coba bisnis yang satu ini, namanya cat breeder atau beternak kucing.
BANTUL - Suara kucing terdengar dari sebuah rumah yang berada di Jalan Nasional III, Bantaran Kulon, Piyungan. Kucing-kucing tersebut sedang asyik bermain bersama pemiliknya, Said Iqbal. Mahasiswa berusia 22 tahun ini memiliki bisnis cat breeder atau ternak kucing sejak ia duduk di bangku SMP pada 2007. Berawal dari hobinya memelihara kucing dan akhirnya menghasilkan banyak anakan. Iqbal pun merasa kewalahan mengurus anak kucing hingga Ia memutuskan untuk menjual hewan menggemaskan ini.
“Pernah barengan lahiran itu sampai 20 anak. Orangtua bilang kalau diurus sendiri tidak mungkin. Akhirnya Saya mulai jual di toko online,”ujarnya.
Saat ini, Iqbal mencoba peruntungan dengan menambah tempat berjualan di Instagram dengan nama @jocader atau kependekan dari Jogja Cat Breeder. Apa lagi, semakin banyaknya masyarakat berburu kucing dan ingin merawatnya di rumah, semakin banyak pula orang membuka bisnis cat breeder. Meskipun begitu, Iqbal tidak merasa tersaingi karena Ia beternak kucing dengan kualitas terbaik.
“Banyak cat breeder tapi tidak semua pemiliknya breeding sendiri. Kalau punya Saya benar-benar ternak sendiri dengan mengawinkan kucing berkualitas,”kata mahasiswa UIN ini.
Menurut Iqbal, gen indukan kucing juga berperan besar dalam menghasilkan anakan yang bekualitas. “Gen perannya 70%. Kalau makan dan perawatan itu hanya 30% saja. Intinya milih induk dulu yang bagus,”ucap Iqbal.
Indukan yang bagus juga tergantung dari ras kucing yang akan diternak. Salah satu ras kucing yang paling disukai adalah Persia. Kucing Persia pun juga memiliki banyak jenis, diantaranya kucing Persia peaknose. Persia jenis ini memiliki hidung kecil yang pesek, wajah bulat, dan mata yang besar. Selain itu, ada pula Persia jenis flatnose dan medium. Untuk kedua jenis ini, Iqbal lebih menekankan pada karakter dan bulunya. Proses pengawinan kucing juga tidak sembarangan. Iqbal tidak bisa mengawinkan kucing sedarah karena akan mengakibatkan kecacatan.
“Kalau kawin sedarah biasanya pencernaan tidak normal. Bahkan ada yang tidak memiliki langit-langit mulut,”katanya.
Untuk itulah, Iqbal harus tetap membeli indukan yang akan ia kawinkan. Biasanya ia membeli anakan untuk dirawat, setelah berusia minimal satu setengah tahun kucing baru siap untuk dikawinkan. Kucing yang akan dipersiapkan untuk menjadi indukan harus dirawat dengan benar agar dapat menghasilkan anakan yang berkualitas. Vaksin juga harus diberikan pada kucing agar terhindar dari penyakit.
“Virus yang paling mematikan itu Panleukopenia. Itu kalau udah kena akan menular pada kucing lainnya. Jika anak kucing sudah terkena penyakit itu bisa dipastikan 80% meninggal,”ujar Iqbal.
Virus mematikan ini biasanya terbawa dari gen indukan, makanan, dan kontak fisik dengan kucing luar yang tidak divaksin. Untuk menghindari hal tersebut, Iqbal menyiapkan tiga ruangan untuk kucing-kucingnya. Tiga ruangan itu terdiri dari ruangan melahirkan, ruangan untuk bermain, dan ruangan isolasi ketika kucing sakit.
Seringan apapun penyakit yang menyerang, seperti flu atau kutu, maka kucing harus dipisahkan dan dimasukkan pada ruang isolasi agar penyakit tidak menular. Semua ruangan juga harus dipastikan kebersihannya, kondisinya pun harus kering dan tidak lembab. Kucing yang siap kawin biasanya ditandai dengan keluarnya cairan pada kemaluan kucing dan lebih sering mengeong. Proses pengawinan biasanya membutuhkan waktu satu minggu. Setelah itu, dilihat perkembangan kucing selama satu bulan.
“Kalau udah biasa bisa dilihat dengan kasat mata, tapi kalau tidak harus melakukan USG untuk melihat kucing hamil atau tidak,”kata Iqbal.
Iqbal menjelaskan, kucing mengandung selama 60 hingga 65 hari. Setelah lahir, anakan kucing berusia dua bulan harus segera dipisah dari indukan. Kemudian, anakan kucing diberi obat cacing dan obat kutu baru bisa dijual. Kebanyakan peminat kucing yang Iqbal ternakan berasal dari Jakarta. Ia menjual dengan harga Rp500 ribu tergantung dari jenis dan kualitas kucingnya. (MK)