• 28 April 2024

Tradisi Penyebab Antraks Menyebar di Yogyakarta

uploads/news/2023/07/tradisi-penyebab-antraks-menyebar-8488698372aaa9b.png

"Saling menolong menjadi kewajiban dalam hidup bersosial, namun dapat menjadi bencana dalam kondisi tertentu. Termasuk pada kasus wabah antraks di Gunung Kidul."

Tercatat wabah antraks yang kembali terjadi dengan korban satu orang meninggal dan 87 orang positif terpapar di Dusun Jati, Candirejo, Semanu, Kabupaten Gunungkidul, DIY.

Kepastian menyebarnya wabah antraks di Gunung kidul setwlah dilakukan Berdasarkan tes serologi pada 143 orang. Mereka diperkirakan mengkonsumsi daging sapi hasil dari tradisi Mbrandu / Brandu atau porak.

Tradisi Mbrandu merupakan bentuk solidaritas masyarakat terhadap peternak yang hewannya sakit dan mati. Biasaya warga akan swadaya melalui mengumpulkan uang demi meringankan beban dari pemilik hewan ternak sapi.

Khusus pada kasus antraks yang terjadi di Gunung Kidul, Yogyakarta adalah sapi yang telah mati dan dikuburkan, tetapi oleh warga disembelih kemudian dikonsumsi.

Namun juga ada yang belum sempat dikuburkan, sapi mati tersebut dibagikan sesuai tradisi dari Brandu. 

Sesuai data, antraks merupakan penyakit zoonosis sehingga penyebarannya hanya dari hewan ke manusia. Tidak dapat menyebar pada sesama manusia.

Dilansir dari laman bbvetwates ditjenpkh pertanian, Infeksi melalui luka terbuka di kulit merupakan transmisi yang paling umum terjadi pada manusia. Gejala yang muncul meliputi ruam, benjolan, dan kemerahan pada kulit yang disertai perih dan gatal dan pada bagian tengah berwarna kehitaman. Di sekitar kulit yang terinfeksi juga umum terjadi pembengkakan kelenjar getah bening. Selain itu, sering pula disertai dengan demam, lemah, mual dan muntah.

Gejala yang muncul pada infeksi antraks melalui saluran pencernaan meliputi mual, muntah, diare yang kadang disertai darah. Sementara itu, untuk infeksi melalui saluran pernapasan ditandai dengan rasa sakit atau radang pada tenggorokan, sesak pada bagian dada, dan kesulitan bernapas.

Pada manusia, infeksi bakteri antraks dapat diobati dengan pemberian antiobiotik seperti ciprofloxacin dan doxycycline dan disertai dengan antitoksin.  

 

 

Related News