Usaha pelestarian kembali dilakukan dengan melepasliarkan 114 ekor reptil dilindungi oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua. Pelepasan yang dilakukan pada Kamis (27/07) di hutan sekitar Cagar Alam Pegunungan Cycloop yang masuk dalam wilayah Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Provinsi Papua.
Kepala Kandang Transit Buper, La Ode Irianto Subu, menyampaikan jenis-jenis satwa yang dilepasliarkan terdiri atas 3 ekor ular boa tanah Papua (Candoia aspera), 5 ekor ular boa pohon (Candoia carinata), 4 ekor ular sanca cokelat (Bothrochilus Albertisii), 4 ekor ular sanca hijau (Morelia viridis), 91 ekor kadal duri mata merah (Tribolonotus gracilis), 5 ekor kadal panana (Tiliqua gigas evanescens), dan 2 ekor ular sanca patola (Morelia amethistina).
“Satwa-satwa yang kita lepas liar hari ini adalah hasil sinergi pengawasan bersama AVSEC Angkasapura, AVSEC BKO Lanud Silas Papare Jayapura, dan Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura pada bulan Juni – Juli 2023. Semuanya sudah menjalani masa habituasi di kandang transit Buper, Waena, dan dinyatakan sehat, serta siap dilepasliarkan,” ungkap La Ode.
Sementara itu, Kepala Bidang Teknis BBKSDA Papua, Yulius Palita, menyampaikan bahwa jenis ular boa tanah papua, boa pohon, sanca cokelat, dan sanca hijau termasuk dalam Appendix II CITES. Sedangkan kadal duri mata merah, kadal panana, dan sanca patola merupakan jenis satwa non-Appendix CITES. Menurut Yulius, satwa-satwa tersebut dapat terancam punah bila terus terjadi penyelundupan secara ilegal.
“Untuk saat ini satwa-satwa yang kita lepas liarkan berstatus Least Concern berdasarkan IUCN Red List, risikonya masih rendah. Meski begitu, kita tetap perlu mengambil langkah-langkah pelestarian, salah satunya dengan pelepasliaran satwa. Lebih dari itu, kita juga wajib melakukan menyelamatan satwa-satwa tersebut dari tindak ilegal. Jangan sampai mereka terancam kepunahan di alam,” kata Yulius.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BBKSDA Papua, A.G. Martana, menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung pelepasliaran satwa ini.
“Terima kasih kepada AVSEC Angkasapura, AVSEC BKO Lanud Silas Papare Jayapura, dan Balai Karantina Pertanian Kelas I jayapura, yang sudah bekerja sama dengan sangat baik selama ini. Terima kasih kepada tim lepas liar yang telah bekerja di lapangan. Semua pihak telah bekerja dengan baik sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Saya memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas terselenggaranya pelepasliaran satwa ini,” ungkap Martana.
Lebih lanjut, Martana menyampaikan bahwa menjaga keanekaragaman hayati, khususnya di Cagar Alam Pegunungan Cycloop dan sekitarnya merupakan tanggung jawab semua pihak. Ia mengharapkan agar kegiatan lepas liar satwa ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk turut serta melestarikan keanekaragaman hayati Papua, demi keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan umat manusia.