Peluang Bisnis Bagi Istri Nelayan
Hasil perikanan memiliki potensi bisnis yang sangat menguntungkan, dan memberikan peluang bagi para istri nelayan.
Keuntungan ini mendorong Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong produktivitas nelayan di Indonesia, termasuk keluarganya.
KKP memninta Ibu-ibu nelayan diajak cermat membaca peluang usaha, di antaranya mengolah ikan menjadi produk turunan yang memiliki nilai jual.
"Pengarusutamaan gender ini sangat penting, terutama jika istri atau keluarga nelayan mengolah ikan, mereka jadi bisa memiliki tambahan sumber ekonomi keluarga," jelas Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo di Banyuwangi.
Bersama Gerakan Ingat Selamat Layar Indonesia (GISLI), KKP menggelar workshop PUG pada 30 Juli 2023 di Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur.
Dalam kegiatan tersebut, Budi menjabarkan bahwa ikan sebagai bahan pangan bisa memiliki nilai tambah lebih jika dijual dalam bentuk kreasi olahan. Mengolah ikan juga memungkinkan pelaku usaha untuk berinovasi menciptakan ragam produk olahan dari ikan yang digemari oleh masyarakat khususnya kaum milenial.
"Jadi misalnya suami yang nelayan, istrinya jago ngolah ikan, pendapatannya menjadi dobel. Apalagi ikan termasuk pangan yang mudah diolah," tuturnya.
Budi memastikan, KKP terus mendorong kemudahan berusaha bagi masyarakat nelayan dan keluarganya. Hal ini ditunjukkan dengan dibukanya gerai pelayanan perizinan terpadu lingkup Ditjen PDSPKP bersamaan dengan kegiatan workshop tersebut, seperti pengurusan sertifikat kelayakan pengolahan, perizinan usaha jasa pasca panen, perizinan usaha pengolahan, dan perizinan usaha pemasaran, serta membuka pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi UMKM bekerja sama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi.
"Kami akan selalu support para pelaku usaha, terutama UMKM agar semakin berkembang dan berdaya saing," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Budi juga menyerahkan 10 Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) dan dua paket peralatan pengolahan kepada UMKM Perikanan di Banyuwangi.
Sementara Ketua Umum GISLI, Irjen Pol (Purn) Mudji Waluyo menyebut kolaborasi kegiatan ini menjadi wujud nyata bahwa GISLI tidak hanya fokus terhadap keselamatan nelayan, tetapi juga peduli terhadap ekonomi keluarga nelayan dan masyarakat pesisir lainnya.
"Kita sudah MoU dengan Ditjen PDSPKP pada 6 Juli 2023, jadi bicara keselamatan melaut itu dimulai dari peran istri dalam menyiapkan saat (suami) akan berangkat melaut hingga mendukung meningkatkan nilai tambah ikan dari hasil tangkapannya," jelas Mudji.
Adapun kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan keluarga nelayan, khususnya istri dan anak nelayan. Guna memotivasi mereka, kegiatan ini juga menyertakan pameran dan bazar produk olahan ikan yang dihasilkan oleh UMKM setempat, serta demo cara mengolah ikan bernilai tambah yang ditampilkan oleh petugas mobil ATI (Alih Teknologi dan Informasi) dari Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (Unit Pelaksana Teknis Ditjen PDSPKP).
"Jadi bukan cuma teori, tapi sudah ada contoh produk UMKM yang luar biasa, banyak variasinya, enak rasanya, dan kemasannya sudah bagus-bagus " tutup Mudji.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan keberpihakannya terhadap nelayan. Bahkan dia menyiapkan program “Kampung Nelayan Maju (Kalaju)”, agar terbebas dari stigma kumuh dan menjadi lebih bersih, tertata serta terintegrasi.