• 3 May 2024

El Nino Berpotensi Picu Kebakaran di Kawasan Konservasi

uploads/news/2023/08/el-nino-berpotensi-picu-49968b44bcc93c0.jpg

Sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengatakan bulan Agustus - September puncak dari cuaca panas atau El Nino sehingga dapat mempengaruhi pertanian maupun memicu kebakaran di kawasan Konservasi.

Dampak El Nino membuat kekeringan tahun ini akan lebih panjang dibanding beberapa tahun belakangan. Berbagai pihak diharapkan dapat mengatasi dengan melakukan persiapan dengan berbagai langkah.

Beberapa wilayah di Indonesia mulai merasakan dampak kekeringan, berkurangnya ketersediaan air dapat mempengaruhi persebaran penyakit dan hama baik buat tanaman/tumbuhan maupun hewan/binatang serta menyebabkan penurunan kualitas tanaman.

Dampak El Nino di sejumlah daerah yang sudah mulai dirasakan adalah kekeringan (puncaknya diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus hingga September 2023) berpotensi mengakibatkan terjadinya gagal panen. 

Fenomena El Nino tentu dapat memicu resiko kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di kawasan Konservasi. 

Perhatian pada hutan yang mungkin mengalami Kebakaran menjadi bagian penting seluruh pihak. Kebakaran hutan dapat menimbulkan berbagai masalah, termasuk menurunnya kualitas udara sehingga menimbulkan permasalahan lainnya.

Dilansir dari laman BMKG, daerah di Indonesia telah memasuki masa kekeringan. "Di Indonesia, El Nino memberikan dampak pada kondisi lebih kering sehingga curah hujan berkurang, tutupan awan berkurang, dan suhu meningkat," kata kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) A. Fachri Rajabi dalam acara bertajuk 'Waspadai Dampak El Nino".

Pemantauan 10 hari terakhir Juli 2023, indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan nilai sebesar +1.14 yang mengindikasikan bahwa El Nino terus menguat intensitasnya sejak awal Juli. BMKG memprediksi puncak dampak El Nino akan terjadi pada Agustus-September 2023 mendatang.

Hasil monitoring hingga pertengahan Juli 2023, sebanyak 63% dari zona musim telah memasuki musim kemarau. BMKG memprediksi kemarau tahun ini akan lebih kering dari normalnya-dan juga lebih kering dari tiga tahun sebelumnya.

Related News