• 25 November 2024

Program Pelatihan Pengolahan Gurita di Bengkulu

uploads/news/2023/08/program-pelatihan-pengolahan-gurita-924002d85d41967.jpeg

Gurita mwnjadii komoditas yang dapat diandalkan oleh para nelayan di kabupaten Kaur, provinsi Bengkulu. Namun hasil olahannya masih sangat terbatas.

Demi meningkatkan hasil olahan gurita, Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan kepelatihan kemampuan para pengolah gurita agar produk yang dihasilkan lebih beragam dan berdaya saing tinggi di pasar.

Selama ini mereka masih mengolah hewan dengan tentakel tersebut dengan cara sederhana, dan produk olahan yang dihasilkan pun terbatas jenisnya.

"Untuk memperkaya dan meningkatkan nilai produk olahan komoditas gurita, kami menyelenggarakan pelatihan diversifikasi produk olahan gurita bagi kelompok pengolahan dan pemasaran hasil perikanan (poklahsar) di Desa Linau di Kecamatan Maje," ungkap Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) I Nyoman Radiarta dalam siaran resmi KKP.

Pelatihan berlangsung selama lima hari diikuti empat Poklahsar Desa Linau, yakni Kuritos, Ke’ite Maju, Koperasi TMB, dan Sukses Bersama. Para peserta diedukasi mengenai pentingnya sanitasi, hygiene perikanan, hingga penanganan ikan segar.

Mereka kemudian dilatih mengolah gurita menjadi bakso, sambal, dimsum, serta nugget gurita. Selanjutnya pelatihan cara pengemasan produk yang baik dan benar.

Pelatihan ini, sambungnya, bagian dari program Smart Fisheries Village (SFV) yang menjadi andalan BPPSDM-KP untuk meningkatkan produktivitas masyarakat kelautan dan perikanan. Sebelumnya, BPPSDM telah menetapkan Desa Linau dalam program SFV tersebut.

“Dengan ditetapkannya Desa Linau sebagai Desa SFV dengan komoditas gurita diharap mendapat perhatian seluruh pihak, baik itu stakeholder hingga akademisi, demi mendukung keberlanjutan pengelolaan gurita tersebut. Kami pun berterima kasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kaur yang mendukung penuh program SFV,” ucap Nyoman.

Setelah pelatihan ini, pihaknya berharap olahan gurita dari Desa Linau menjadi lebih dikenal dan produknya pun beragam. Selama ini pemanfaatan gurita masih konvensional yakni dengan penjemuran menggunakan sinar matahari. Sementara olahan produk gurita baru berupa kerupuk, sate dan rendang saja.

Pengelolaan dan pengembangan SFV Desa Linau diakuinya tak terlepas dari kontribusi penyuluh perikanan. Dengan ulet, kegigihan dan pendampingan intens dari Penyuluh Perikanan Satminkal BRPPUPP, diharap dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta dan mewujudkan masyarakat Kaur yang mandiri.

Kepala Desa Linau, Ispi Yulidarmin berterima kasih sekaligus mengapresiasi penetapan desa SFV dan pelatihan yang digelar KKP. Dia berharap dengan adanya intervesi KKP melalui program SFV dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kaur.

Sebagai informasi, pelatihan pengolahan gurita yang berlangsung akhir Juli lalu itu, merupakan kolaborasi Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Palembang, Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Medan, serta Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBRSEKP) Jakarta, yang semuanya merupakan unit pelaksana teknis BPPSDM KP.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Kepala BRPPUPP Palembang, Rezki Antoni; Ketua BPD yakni Reka Juwita; Kabid PDS Dinas Perikanan Kaur, Sulaiman, serta Babinsa Linau, Fahrorrazi

Related News