Hama Tikus Serang Tanaman Padi di Klaten
Jagadtani - Petani di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dipusingkan atas merebaknya hama tikus. Organisme pengganggu tanaman tersebut merusak tanaman padi sehingga terancam gagal panen.
Salah satu petani di Desa Jetis, Kecamatan Juwiring, Suyatno menjelaskan tanaman padi garapannya di lahan seluas 3.100 meter persegi, 40 persennya telah terserang hama tikus. Serangan hama tikus ini berlangsung sejak satu setengah bulan terakhir.
"Munculnya tikus mungkin karena iklim kemarau seperti ini. Akibat serangan hama tikus ini, kami merugi, karena bisa terjadi gagal panen," ujarnya, Jumat (25/8).
Ketua Kelompok Tani Sadar Desa Jetis, Hariyanto, mengatakan sampai saat ini ada sekitar 5 hektar sawah di wilayahnya yang terserang hama tikus. Dari sekian luasan lahan tersebut, sebagian gagal panen dan sebagian lagi panen dini.
"Panen kemarin sawah saya sendiri saja cuma dapat 3 kuintal satu petaknya. Padahal kalau kondisi normal bisa dapat sekitar 15 kuintal. Kalau cuma panen 3 kuintal tentu merugi karena belum menutup ongkos operasional menanam," ujarnya.
Hariyanto mengatakan beragam upaya telah dilakukan untuk menekan serangan hama tikus agar tidak meluas, salah satunya dengan gerakan gropyokan.
"Kemarin dilakukan gropyokan dapat banyak sekitar seratusan ekor tikus. Gropyokan ini rutin seminggu sekali," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Klaten, Widiyanti mengungkapkan serangan hama tikus telah merebak di 8 kecamatan di Kabupaten Klaten dengan total luas serangan mencapai 26 hektar. Sedangkan luas yang diwaspadai ada 224 hektar.
Pihaknya mengajak masyarakat petani untuk bersama-sama melakukan pengendalian hama tikus melalui gerakan gropyokan. Termasuk menyediakan bahan atau peralatan untuk gerakan gropyokan.
"Satu-satunya pengendalian hama tikus yang efektif adalah dengan gropyokan. Selain itu mengoptimalkan burung hantu yang selama ini menjadi sahabat petani," ujarnya.