Rahasia Tabulampot Buah Tin
Buah tin kini dianggap sudah langka, namun di Botani Mart IPB, ada buah tin yang dibudaya dengan metode tabulampot.
BOGOR - Metode budidaya tanaman buah dalam pot atau yang dikenal dengan sebutan tabulampot, menjadi jawaban bagi para petani buah yang dihadapkan tantangan dalam keterbatasan lahan. Tanaman buah biasanya tumbuh dengan postur yang tinggi dengan perakaran yang mendalam. Tanaman buah seperti ini membutuhkan ruang tumbuh yang cukup luas. Hal ini tentunya menyulitkan bagi petani yang memiliki lahan cukup terbatas.
Pengelola Botani Mart IPB, Aan, mengaku ia menggunakan metode tabulampot di hampir semua jenis tanaman buah. Namun, tidak semua yang menggunakan tabulampot bisa menghasilkan buah. Meski pun bisa tumbuh subur, jenis-jenis tanaman tertentu belum bisa berbuah dalam lingkungan tabulampot. Jenis tanaman buah yang bisa tumbuh dalam lingkungan tabulampot salah satunya yaitu buah tin.
Sekilas, buah tin memiliki rasa dan aroma yang mirip dengan jambu biji. Buah tin mengandung zat sejenis alkalin yang mampu menghilangkan keasaman pada tubuh, mengobati luka luar, merangsang pembentukan hemoglobin darah, serta mengandung kadar glukosa yang cukup tinggi tanpa menyebabkan diabetes. Yang menjadikan tanaman ini memiliki nilai jual tinggi bukanlah tampilan fisiknya, melainkan kelangkaannya. Aan pun memberikan beberapa tips mengenai bagaimana menanam tanaman buah tin dengan metode tabulampot.
“Untuk pertama-tama, bisa dengan cara membuat lubang nya terlebih dahulu. Untuk polybag yang ukuran 50 sentimeter lubang nya sekitar 30 sentimeter. Usahakan menggunakan yang berdiameter besar untuk menanam buah tin,” ujar Aan saat ditemui di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat oleh tim JagadTani.Id, belum lama ini.
Baca juga: Rockwool, Media Tanam yang Hits
Ia pun menambahkan, perawatan buah tin sebenarnya sangat mudah dan sama saja dengan tanaman yang lainnya. Hanya saja ada sedikit hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menanam buah langka ini. Seperti memelihara media tanam yang digunakan.
“Kemudian untuk media tanamnya bisa dari tanah, pupuk kandang, dan dilihat juga mulai dari kondisi tanahnya. Lebih bagus menggunakan porous, yaitu yang kalau kita siram airnya langsung menyerap ke dalam tanah, enggak tergenang gitu. Lalu dilihat, Kalau kira-kira kondisi tanahnya bagus, paling bisa kita langsung tanam sekitar dua harian. Di cek juga apakah tanahnya ada semut atau enggak,” kata pria asal Ciampea tersebut.
“Kalau untuk pupuknya kita pakai pupuk kandang aja sih ya contohnya cacing sih salah satunya. Kemudian kalau untuk perawatannya seperti penyiraman juga standar, cukup sehari satu kali penyiraman. Kecuali kalau hujan, enggak usah di siram lagi,” tambahnya.
Baca juga: Membuat Hidroponik dengan Botol Bekas
Dari semua itu, tingkat keberhasilan tabulampot sangat ditentukan oleh bibit tanaman. Oleh karena itu, pemilihan bibit menjadi salah satu yang harus di perhatikan sebelum menanam.
“Yang paling utama dari semua cara yang sudah saya jelaskan, adalah memperhatikan pemilihan bibit yang akan ditanam. Itu sih kuncinya. Jadi harus pilih bibit yang kita tahu persis sifat-sifatnya, seperti bibit yang bebas dari hama dan penyakit tanaman. Jadi nanti tumbuhnya juga bagus,” tutupnya.