• 25 April 2024

Harta Hijau di Utara Jakarta

uploads/news/2020/01/harta-hijau-di-utara-89555d4d66fc918.jpeg

Di utara Jakarta, tepatnya di Kelurahan Rorotan, terdapat lahan sawah hijau yang dianggap sebagai salah harta karun Provinsi DKI Jakarta.

JAKARTA UTARA - Ibarat emas. DKI Jakarta menganggap padi merupakan aset yang berharga seperti emas. Ini karena lahan sawah padi bisa dibilang sulit ditemukan di balik bayang-bayang kota metropolitan. Salah satu harta tersebut dapat ditemukan di Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Walau tidak terlalu luas, namun menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (KPKP) DKI Jakarta, Darjamuni, memiliki lahan sawah menjadi kebanggaan tersendiri bagi Pemprov DKI Jakarta mengingat sangat sulit menemukan lahan sawah di tengah kota metropolitan seperti Jakarta.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun memutuskan membeli tanah di daerah Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur, untuk dijadikan lahan sawah abadi. Lahan sawah tersebut nantinya bukan hanya menjadi tempat mencari nafkah petani, namun dapat digunakan juga untuk sarana edukasi dan warisan kepada generasi mendatang.

“Kita juga mensyukuri. Pak Arivin Rivale (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta, Kementerian Pertanian (Kementan) - Red) dan satuan kerjanya membawa teknologi-teknologi baru dengan varietas-varietas baru untuk kita coba di lahan kita,” kata Darjamuni dalam sambutannya saat acara Panen Bersama di lahan milik Kelompok Tani Maju Bersama Kelurahan Rorotan, Rabu (22/1) kemarin.

Baca juga: Citra Trubus Tanam 50.000 Cabai

Sementara itu, Arivin berencana akan membuat penangkaran benih padi untuk memenuhi kebutuhan benih di Keluarahan Rorotan. Walaupun tidak memiliki banyak lokasi untuk usaha tani, namun menurut Wakil Walikota Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim, pertanian di Jakarta tetap menjadi perhatian bagi Gubernur DKI Jakarta Utara, Anies Baswedan.

Saat ini, menurut BPTP Jakarta, di Kelurahan Rorotan masih ada sekitar 154 hektare lahan sawah yang siap dipanen. Luasan tersebut dimiliki oleh tiga kelompok tani (Poktan), yaitu Tani Maju, Maju Bersama, dan Karang Tengah Jaya. Sedangkan menurut petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) wilayah Jakarta Utara, Muhammad Soleh, yang di panen merupakan lahan milik Poktan Maju Bersama yang memiliki lahan garapan seluas 37 hektare.

“Varietas Inpari 30 masih menjadi primadona petani di sini. Selain lebih kokoh, rasa nasinya lebih pulen,” kata Soleh.

Baca juga: Renyahnya Keripik Bayam ala BluFarm

Inpari 30 sendiri merupakan varietas unggul yang dikeluarkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan. Varietas ini dianggap cocok ditanam di daerah rawan banjir dan tahan terhadap rendaman air selama 15 hari. Karena keunggulannya tersebut, Inpari 30 mendapat julukan sebagai “varietas amphibi.”

Related News