Jagadtani - Penyebab dan tersangka dalam terjadinya kebakaran di Kawasan Gunung Bromo memang telah diketahui, namun hingga saat ini titik api masih belum seluruhnya dapat dipadamkan. Tentunya upaya pengendalian api oleh Tim Gabungan TNBTS dibantu TNI, Polri, juga relawan dan warga setempat dengan melakukan berbagai langkah. Tujuannya agar penyebaran api akibat percikan api flare dari kegiatan prewedding tidak semakin menyebar sehingga menyebabkan terganggunya habitat hewan langka.
Hingga saat ini, kebakaran di kawasan Gunung Bromo telah mencapai 274 hektar seperti yang dikatakan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim Satriyo Nurseno. Terbakarnya kawasan gunung Bromo juga memberikan dampak buruk pada ekosistem tumbuhan maupun hewan. Balai Besar TNBTS secara resmi telah mengumumkan penutupan total sejak 10 September 2023.
Di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dengan tipe ekosistem sub-montana, montana dan sub-alphin yang terdapat pohon-pohon besar berusia ratusan tahun, seperti cemara gunung, jamuju, edelweis, berbagai jenis anggrek dan rumput langka.
Sebagai Taman Nasional, tentunya di kawasan Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS) juga terdapat satwa liar yang dilindungi, seperti Rusa (Rusa Timorensis), Luwak (Paradoxurus hermaphroditus), Monyet Kera (Macaca fascicularis), Kijang (Muntiacus muntjak), Ayam Hutan Merah (Gallus gallus), Ajag (Cuon alpinus javanicus), Macan Tutul (Panthera pardus melas) dan Lutung Jawa.
Berbagai jenis burung juga berhabitat di TNBTS yang terdiri Alap-alap (Accipiter virgatus), Elang Ular bido (Spilornis cheela bido), Rangkong (Buceros rhinoceros silvestris), Srigunting hitam (Dicrurus macrocercus), Elang Bondol (Haliastur indus), dan burung Belibis.
Tentunya kebakaran savana di Gunung Bromo tentu sangat berdampak, dilansir dari detikcom selain tanaman bunga edelweiss yang terbakar, asap tebal dan panasnya udara membuat elang Jawa maupun lutung Jawa pergi. "Dari pantauan kami, rumput malelo dan bunga edelweiss sudah terbakar. Kawasan yang terbakar juga merupakan habitat dari satwa langka, seperti elang Jawa dan lutung Jawa. Tentunya mereka akan pergi karena habitatnya rusak, semoga saja masih bisa menyelamatkan diri, bukan terbakar." ungkap Kepala Seksi TNBTS 1 Didid Sulistyo, Jumat (08/09).
Selain pada hewan dan tumbuhan, kebakaran pada kawasan gunung Bromo juga berdampak pada masyarakat sekitar. Penyakit saluran pernafasan dan ISPA akibat asap tebal sangat dapat terjadi sehingga pelaku penyebab kebakaran gunung Bromo harus mendapatkan ganjaran yang setimpal.