Irigasi Perpompaan Selamatkan 48Ha Sawah di Banjarmasin
Kekeringan mulai terjadi di beberapa daerah, termasuk di Kelurahan Tanjung Pagar, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin. Kebutuhan air yang tinggi agar hasil panen dapat maksimal, membuat kementerian pertanian mengimbau Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memanfaatkan sumber air yang ada.
Agar persawahan mendapatkan suplai air yang mencukupi, kegiatan Irigasi Perpompaan dari Direktorat Irigasi Pertanian TA. 2020 yang dikelola Kelompok Tani Berkat Rakat, dipastikan pompa masih berfungsi baik. Sehingga pertanaman bisa diselamatkan seluas 48 Ha.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, sumber air di lahan pertanian sudah dibangun pemerintah, seperti embung, dam parit dan irigasi perpipaan/perpompaan.
“Sumber air ini dibangun memang untuk mengantisipasi kekeringan,” kata Mentan SYL, Selasa (12/09).
Mentan SYL menilai, strategi pompanisasi dan pipanisasi yang diterapkan Ditjen PSP sebagai langkah mitigasi kekeringan sudah efektif. Dengan begitu, petani tetap bisa bercocok tanam meskipun terancam kekeringan.
“Pompanisasi dan pipanisasi menurut saya adalah program yang sangat efektif karena bisa menanam dengan hasil tiga kali lipat. Sistem ini juga sangat efisien menghemat anggaran negara,” katanya
Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menjelaskan, Kementan telah melaksanakan banyak program pengembangan bangunan konservasi air, seperti embung, irigasi perpompaan dan perpipaan.
"Sarana dan prasarana tersebut dilakukan untuk mengantisipasi musim kemarau,” kata Ali Jamil.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya akan memprioritaskan dan mengawal pemanfaatan sumber-sumber air sebagai suplesi pada lahan sawah yang terdampak kekeringan.
“Kami segera mengindentifikasi sumber air alternatif yang masih tersedia dan dapat dimanfaatkan melalui perpompaan dan irigasi air tanah dangkal,” tegasnya.
Saat ini, kondisi tanaman tinggal menunggu panen, perkiraan panen pada bulan Oktober. Jenis lahan yang dipanen merupakan lahan rawa pasang surut.
Secara keseluruhan, Kota Banjarmasin mempunyai Luas Potensial lahan sawah non irigasi sebesar 1.988 Ha (Data BPS, 2017), dengan luas fungsional kurang lebih 900 Ha yang merupakan lahan sawah pasang surut dan lahan sawah lebak.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin, M. Makhmud mengatakan, dukungan kegiatan Irigasi Perpompaan sangat dibutuhkan untuk mendukung irigasi di lahan persawahan rawa pasang surut.
"Berbeda dengan lahan perwasahan di irigasi teknis, justru dengan cuaca yang kemarau seperti saat ini bisa menjadi berkah untuk lahan pasang surut karena bisa digunakan untuk tanam," jelasnya.
Selain area lahan di Tanjung Pagar, terdapat potensi areal penanaman mencapai 100 Ha di wilayah Banjarmasin Timur (Kelurahan Sungai Lulut). Tetapi syaratnya perlu dukungan Irigasi Perpompaan karena lahan pada area tersebut juga merupakan lahan rawa pasang surut.
"Mari kita lakukan dan dukung berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam penanganan tanaman pangan. Dan PSP juga terus membangun embung dan pompa-pompa air diberikan kepada para petani. Badan SDM juga melakukan upaya melalui Penyuluh Pertanian yang ada di lapangan dalam penanganan El Nino," pungkasnya.