• 22 November 2024

Pelepasanliaran Tarsius 'Hantu Hutan' Suaka Margasatwa Ko’mara

uploads/news/2023/09/pelepasanliaran-tarsius-hantu-hutan--3165434c5d521e2.jpg

Dijuluki 'Hantu Hutan', Tarsius merupakan primata kecil yang dilindungi sehingga membutuhkan perhatian seluruh pihak. Salah satunya dengan melepasliarkan satu ekor Tarsius sebagai bentuk upaya pelestarian dan pengendalian peredaran satwa liar yang dilakukan oleh Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan.

Pelepasliaran satu ekor Tarsius (Tarsius Fuscus) dilakukan oleh Kepala Bidang Wilayah II Pare-pare, Petugas Resort Ko’mara dan Resort Malino serta Penyuluh Kehutanan Seksi Konservasi Wilayah (SKW) IV Gowa, Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan (BBKSDA Sulsel), Kamis (14/9). Untuk pelepasan ini dilakukan di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Ko'mara. 

Tarsius yang dilepaskan di Suaka Margasatwa Ko’mara merupakan satwa serahan dari Daops Gowa - Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sulawesi. Satwa tersebut ditemukan oleh salah satu anggota Manggala Agni, Kusnadi. Beliau menyampaikan entah bagaimana, primata kecil ini telah menyelinap ke dapur sebelum akhirnya diamankan.

Selanjutnya komunikasi terkait penyerahan satwa kepada Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan dilakukan dengan Kepala Resor Malino. Pada tanggal 13 September 2023 anggota Manggala Agni lainnya, Sapri menyerahkan Tarsius tersebut ke Resort Malino. Penyerahan ini adalah langkah penting dalam memastikan kesejahteraan Tarsius sebelum akhirnya dilepasliarkan kembali ke habitatnya.

Tarsius adalah jenis primata kecil yang memiliki tubuh berwarna cokelat kemerahan dengan warna kulit kelabu dan bermata besar. Habitatnya di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan, juga di pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti Suwu, Selayar, dan Peleng. Selain itu, Tarsius juga dapat ditemukan di Filipina (id.wikipedia.org). Sebagai hewan nokturnal Tarsius melakukan aktivitas pada malam hari dan tidur pada siang hari, sehingga dijuluki juga sebagai “Hantu Hutan”. 

Kepada tim pelepasliaran Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan, Ir. Jusman menyampaikan agar tetap dilakukan pemantauan pasca pelepasliaran. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat apakah Tarsius tersebut dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dihabitat alaminya.

Melihat Tarsius melompat dari tangan manusia ke alam bebas adalah momen yang membekas. Ini adalah cerita tentang kepedulian dan kerjasama untuk menjaga keanekaragaman hayati. 

Related News