El Nino Mengganas, Ayam Kepanasan Terancam Kematian
Jagadtani - Perubahan iklim ekstrem atau El Nino telah menaikan temperatur udara menembus 38 hingga 40 derajat celsius. Tentunya suhu ini jauh di atas normal membuat para peternak unggas mulai khawatir.
Pasalnya suhu normal untuk unggas berkisar antara 19 - 21 derajat celsius bagi ayam petelur. Berbeda dengan ayam brooding atau DOC yang dikejar pertumbuhannya membutuhkan temperatur udara 30 - 34 derjat celsius.
Dengan kondisi ini, akan terjadi Heat stress atau stress panas sebagai gejala yang timbul akibat kegagalan tubuh ayam pedaging maupun petelur untuk beradaptasi dengan panas.
Heat stress terjadi akaibat menaiknya suhu maupun kelembaban secara drastis dalam waktu singkat. Ayam yang telah terkena heat stress, biasanya akan mulai mengalami peningkatan suhu tubuh, malas makan dan semakin kurus
Imbas dari heat stress dapat berakibat fatal pada ayam yang berujung kematian karena gagal jantung dan kekurangan oksigen.
Sahabat Tani pasti telah mengetahui bahwa unggas, termasuk ayam tidak memiliki kelenjar keringat sehingga akan melakukan panting sehingga proses evaporasi (penguapan) dilakukan dengan bernafas melalui tenggorokan.
Jadi ketika Sahabat Tani melihat ayam atau burung membuka paruh dan menggerakan tenggorokannya, berarti sedang mengeluarkan suhu panas ditubuhnya atau evaporasi agar dapat menurunkan panas tubuhnya.
Dengan kondisi panas yang semakin meningkat, tentu para peternak ayam terdampak pada produksinya. Penurunan jumlah telur dipastikan akan terjadi pada peternakan ayam petelur.
Sedangkan bobot ayam potong akan menyusut atau kesulitan mengejar target beratnya.
Untuk mengatasi hal ini, peternak biasanya memaksimalkan sirkulasi udara, pemberian minum hingga vitamin. Selain itu, mengurangi jumlah populasi pada satu kandang dapat dilakukan demi menjaga temperatur udara.
Daya tahan tubuh ayam harus mumpuni agar berhasil lolos dari intaian kematian.