• 23 November 2024

Sepasang Owa Jawa Dilepasliarkan Demi Konservasi CAGT

uploads/news/2023/10/sepasang-owa-jawa-dilepasliarkan-2777568678996a8.jpg

Cagar Alam Gunung Tilu (CAGT) sebagai salah satu habitat bagi Owa Jawa yang mulai menyusut hingga tersisa sekitar 40-an individu. Untuk menjaga populasinya, konservasi kembali dilakukan dengan melepasliarkan Owa Jawa pada Selasa (24/10).

Pelepasan Owa Jawa dilakukan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat bersama dengan The Aspinall Foundation Indonesia Program. 

Sebagai catatan, perkiraan jumlah populasi Owa Jawa di CAGT sesuai dari APAPI/KONUS 2010. Tentunya langkah konservasi ini menjadi jalan untuk mengembalikan populasinya.

Dalam pelepasanliar Owa Jawa yang berjumlah dua individu ini terdiri dari Romi, Owa jantan berusia sekitar 5 tahun 7 bulan hasil penyerahan dari BKSDA Jawa Tengah pada tanggal 09 Februari 2023, dan Noni, Owa betina berusia sekitar 6 tahun 8 bulan hasil penyerahan warga Karawang, Bandung Barat pada tanggal 24 Desember 2022, mereka hari ini akan kembali ke habitatnya di CAGT.

Kedua Owa Jawa ini telah menjalani proses rehabilitasi dan hasil test akhir kesehatan, mereka dinyatakan dalam kondisi baik serta siap dilepasliarakan. Romi-Noni menjadi Owa Jawa ke 57 dan 58 yang dilepasliarkan oleh tim BBKSDA Jawa Barat dan TAF-IP.

Harapannya mereka akan beradaptasi dan berkembang biak di habitatnya di CAGT seperti beberapa pasangan yang telah diliarkan sebelumnya. Tim monitoring dari BBKSDA Jawa Barat dan TAF-IP akan memantau perkembangan harian mereka dengan cara mengikuti pergerakan dan perilaku adaptasinya selama 6 bulan ke depan.

Selain 2 individu Owa Jawa, untuk memperkaya kelimpahan jenis satwa liar di Cagar Alam Gunung Tilu, turut dilepas liarkan pula 19 (Sembilan belas) individu dari 4 jenis satwa liar dilindungi, yaitu 10 individu Landak Jawa (Hystrix javanica) dari Lembaga Konservasi Cikao dan 3 individu dari Lembang Park Zoo, 3 individu kukang Jawa (Nycticebus javanicus), 1 individu trenggiling (Manis javanica syn. Paramanis javanica) dari Lembaga Konservasi Andys Antique (Cikembulan), 2 individu elang bido (Spilornis cheela) dari Pusat Konservasi Elang Kamojang.

Program kerjasama konservasi primata endemik Jawa antara Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan The Aspinall Foundation Indonesia Program (TAF-IP) yang sudah berjalan sejak tahun 2011 telah berhasil meliarkan 56 Owa Jawa hasil rehabilitasi ke habitatnya di beberapa kawasan di Jawa Barat, bahkan telah menghasilkan kelahiran bayi sebanyak 4 individu.

Sebagaimana diketahui Owa Jawa adalah salah satu jenis primata endemik Jawa yang telah termasuk ke dalam daftar terancam punah (endangered) secara global dan populasinya di alam hanya tersisa sekitar 2.000-4.000 individu yang tersebar di beberapa kawasan konservasi dan hutan lindung di Jawa Barat dan sebagian kecil di kawasan hutan lindung di Jawa Tengah (Supriatna 2000). Owa Jawa merupakan salah satu jenis satwa liar Indonesia yang masuk ke dalam daftar 25 spesies fauna dan flora yang masuk prioritas untuk ditiingkatkan populasinya oleh Ditjen KSDAE.

Dipilihnya Cagar Alam Gunung Tilu sebagai lokasi lepas liar, dikarenakan kawasan konservasi ini masih sangat alami dengan tutupan hutan yang rapat serta terhubung dengan Cagar Alam Gunung Simpang yang secara keseluruhan 21 individu satwa liar tersebut dapat hidup pada bentang ekosistem hutan konservasi seluas 23.000 hektare, serta relatif minimal dari gangguan dan aksesibilitas manusia, sehingga diharapkan dapat berkembang dengan baik.

Ucapan terima kasih dan penghargaan diberikan kepada para pihak yang telah terlibat dalam kegiatan ini, semoga upaya ini memberikan manfaat bagi ekosistem dan Owa lestari di habitat alaminya.

Related News