• 22 November 2024

Alasan Tidak Seluruh Masyarakat Papua Mengkonsumsi Sagu

uploads/news/2023/10/alasan-tidak-seluruh-masyarakat-229962cb3d7cd34.jpg

Jagatani - Dampak cuaca ekstrem sangat berpengaruh pada sumber pangan, seperti yang dirasakan masyarakat di Papua. Sebanyak 24 warga meninggal akibat bencana kelaparan di Distrik Amuma, Yahukimo, Papua karena dikabarkan kekurangan sumber pangan. Bahkan cuaca ekstrem juga berdampak pada 12 ribu lebih warga di belasan perkampungan Papua membuat lumbung pangan kosong dan tanaman, serta ternak mati.

Tidak seperti di daerah lainnya yang hanya mengandalkan nasi sebagai makanan utama, masyarakat Papua memiliki pilihan makanan yang tergolong lebih banyak. Selain nasi, masyarakat Papua menjadikan Sagu atau papeda (Sagu yang telah diolah).

Namun tidak seluruh masyarakat Papua yang mengkonsumsi Sagu karena perbedaan letak geografis. Masyarakat Papua yang mengkonsumsi papeda biasanya berada daerah pesisir. Banyak alasan yang membuat masyarakat Papua mulai beralih dari sagu menjadi nasi karena keberhasilan swasembada beras pada 1980, kini Sagu hanya sebagai makanan pelengkap.

Sedangkan masyarakat Papua yang berada di pedalaman lebih memilih untuk menjadikan ubi ungu atau ubi jalar sebagai makanan pokoknya. 

Sebenarnya ubi ungu telah dijadikan makanan pokok masyarakat Papua sejak 500 tahun yang lalu. Hal ini sesuai dengan yang dilansir dari Tempo (2010), Peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan ubi jalar mulai dibudidayakan di pegunungan tengah Papua sekitar 500 tahun yang lalu.

Ubi jalar yang di konsumsi oleh masyarakat Papua, selalu menjadi bahan pokok dalam acara bakar batu atau wam ebe ekho khusus pada suku Dani yang beragama Islam di Distrik Walesi Kabupaten Jayawijaya akan mengganti daging babi dengan ayam.

Ubi jalar memiliki kandungan, vitamin A, vitamin B, dan zat antioksidan. Ubi jalr juga mengandung antioksidan yaitu beta karoten, asa, klorogenat dan antosianin. Di dalam ubi jalar juga mengandung gizi yang utama yakni pati. 

Keunggulan ubi jalar sebagai makanan pokok pengganti nasi karena mengandung serat yang lebih tinggi. Namun saat ini, cukup banyak masyarakat Papua yang lebih memilih untuk mengkonsumsi nasi dibandingkan ubi jalar dan sagu atau papeda. Biasanya sagu atau ubi jalar di konsumsi pada hari besar keagamaan maupun adat.

Sebenarnya kesuburan di Papua memang tidak perlu diragukan dengan beragam hasil bumi. Berbagai hasil bumi yang biasa diandalkan, seperti ubijalar, Padi, Ubi Kayu, Jagung, Keladi, Kedelai, Kacang Tanah dan Kacang Hijau. Menyikapi korban yang dikarenakan kekurangan pasokan pangan, tentu disebabkan kondisi cuaca ekstrem.

Related News