Subsidi Ditarik, Warga Malaysia Borong Daging Ayam
Jagadtani - Mulai hari ini atau 1 November 2023, pemerintah Malaysia akan menarik subsidi pada daging ayam. Hal ini dikhawatirkan membuat masyarakat melakukan panic buying atau memborong daging ayam olahan. Penghentian subsidi dilakukan Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Malaysia, Mohamad Sabu setelah mempertimbangkan tren pasokan saat ini dan harga yang sudah mulai stabil.
Kurangnya pasokan ayam di Malaysia karena kenaikan biaya pakan, perubahan iklim, penyakit, minimnya pekerja yang tertarik di peternakan ayam, penggunaan kandang terbuka dan vaksinasi ayam yang tidak terjadwal. Untuk permasalahan kandang, di Malaysia lebih dari 80 persen peternak mengandalkan kandang unggas terbuka. Penggunaan sistem kandang ayam tertutup dengan teknologi yang optimal masih sangat minim.
Agar masyarakat tetap dapat mengkonsumsi atau memenuhi kebutuhannya, pemerintah Malaysia telah mengucurkan dana sebesar RM77,3 miliar atau Rp262,668 trilun untuk memberikan subsidi pada komoditas ayam, bahan bakar, listrik, telur, minyak goreng dan air. Khusus telur dan daging ayam membutuhkan dana subsidi menembus RM3,8 miliar.
Penghentian subsidi dalam jumlah besar yang dilakukan pemerintah Malaysia juga bertujuan untuk mengurangi kebocoran subsidi. Terutama yang turut dinikmati oleh asing dan kelompok berpenghasilan tinggi. "Alasan penghentian subsidi ayam dalam jumlah besar adalah untuk mengurangi kebocoran subsidi yang saat ini juga dinikmati oleh asing dan kelompok berpenghasilan tinggi," ujar Datuk Seri Mohamad Sabu (Malaysia Mail).
Harga ayam tertinggi di Malaysia dengan subsidi (standar ayam olahan) RM9,40 per kilogram (kg) (sekitar Rp 31,34 ribu, asumsi Ringgit Malaysia terhadap rupiah 3.334,68). Pencabutan subsidi, diperkirakan harga ayam naik hingga 45 sen.
Sementara di Indonesia, harga daging ayam mulai dari Rp35.000 hingga Rp50.000. Untuk harga Day Old Chicken (DOC), harganya dimulai dari Rp150.000 per box dengan isi 102 ekor (pasar Gembrong - Jakarta).