• 2 May 2024

Incar Swasembada, Irigasi Indonesia Tertinggal Korsel dan China

uploads/news/2023/11/sistem-irigasi-indonesia-tertinggal-41703fcad1122a7.jpeg

Jagadtani - Indonesia memang terkenal sebagai salah satu negara agraris terbesar di Asia Tenggara. Keunggulan Indonesia sebagai negara agraris pada lahan pertanian yang luas, beraneka ragam sumber daya alam dengan mayoritas penduduknya mengeluti sektor pertanian. Namun rasanya, dukungan sistem irigasi atau pengairan di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan China maupun Korea Selatan. 

Negara China dengan luas 9.093.510 km2 atau 6,1% total daratan dunia, ternyata memiliki bendungan sebanyak 98.000 buah. Sedangkan Indonesia yang menempati urutan ke 15 untuk negara terluas di dunia, memiliki luas 1.904.569 km2, Indonesia sendiri baru memiliki 300 bendungan.   

Mungkin perbandingan luas Indonesia sangat berbeda dengan negara China, tetapi bila dibandingkan negara Korea Selatan pun masih tertinggal jauh. Jumlah bendungan di Korea Selatan telah menembus 17 ribu unit, sedangkan di Indonesia baru sebanyak 300 bendungan saja. Padahal luas Korea Selatan hanya 100.210 kilometer persegi, sedangkan luas Pulau Jawa mencapai 126.700 kilometer persegi.

dilansir dari Detik finance, bendungan di Indonesia mengacu pada International Commission On Large Dams (ICOLD), dikatakan bendungan besar apabila memiliki ketinggian 15 meter dengan kapasitas 500 ribu meter kubik. Sedangan di China, kriteria sebagai bendungan besar dengan kapasitas 100 juta meter kubik. 

Kebutuhan pengairan pada sektor pertanian sangat penting, terlebih dalam menghadapi berbagai kemungkinan perubahan iklim seperti saat ini. El Nino telah membuat sektor pertanian terkena dampaknya, tanpa dukungan sistem irigasi yang mumpuni rasanya sangat sulit mengejar target dalam swasembada padi dan gula. 

Untuk pembangunan bendungan yang terbaru berada di Lampung, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air tengah mempercepat penyelesaian Bendungan Margatiga yang berada di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.

Direncanakan bendungan akan mulai dapat digunakan pada 2024 atau membutuhkan waktu pengerjaan selama tujuh tahun sejak dibangun pada 2017 lalu. Bendungan Margatiga - Lampung ini diproyeksikan akan meningkatkan jumlah tampungan air dan mendukung lumbung pangan nasional di Provinsi Lampung.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan pengendalian banjir.

"Pembangunan bendungan akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya, sehingga dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam,"  kata Menteri Basuki (pu.go.id).

Tentunya dengan perubahan iklim hingga meningkatnya kebutuhan air, tentu diharapkan sistem irigasi di Indonesia dapat terakomodir. Saat ini telah banyak sumber air, waduk dan bendungan yang mulai kekeringan karena terdampak dari El Nino. Hasilnya sektor pertanian terganggu sehingga menurunnya stok dan memicu kenaikan harga bahan pokok.

Related News