• 24 November 2024

Perluasan Lahan Tanam Solusi Mengejar Swasembada Jagung

uploads/news/2023/11/perluasan-lahan-tanam-solusi-49867e7e466e2ad.jpg

Selain padi dan tebu, pemerintah Indonesia juga Tengah meningkatkan produksi Jagung pada 2024, tentunya juga harus diimbangi dengan memperluas lahan tanam. Terlebih jagung merupakan bagian terpenting bagi pakan hewan ternak yang harga tak pernah stabil.

Untuk memperoleh lahan tanam, kembali Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan akselerasi melalui program optimasi pemanfaatan lahan rawa yang pernah dilakukan Mentan Amran pada tahun 2014-2019 di masa kepemimpinannya yang lalu. 

“Kita akan melakukan akselerasi dari potensi besar Indonesia, yaitu lahan rawa mineral. Dulu kan pernah kita lakukan di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan,” ungkap Mentan Amran dalam Rapat Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung 2024.

Menurut Mentan Amran, optimalisasi pemanfaatan lahan rawa bisa menjadi solusi dalam peningkatan produksi pangan nasional. Rencananya Kementerian Pertanian akan menanam 1 juta hektare lahan rawa mineral dan 1 juta hektare lahan rawa tadah hujan. Setelah berhasil mengubah lahan rawa menjadi lahan pertanian, Kementerian Pertanian akan meningkatkan Indeks pertanaman padi dan jagung untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Selain itu, Kementerian Pertanian juga akan memastikan ketersediaan pupuk dan benih unggul serta mekanisasi pertanian demi mendorong keberhasilan peningkatan produksi.

“Tidak ada basa basi dalam membangun negeri ini, kerja aja. Pertanian Indonesia ini hebat. Tahun 2017 sudah swasembada, tahun 2019 swasembada, tahun 2020 swasembada. Berarti kita bisa,” tambah Mentan Amran.

Langkah memperluas area lahan tanam demi mewujudkan swasembada beras dan jagung yanh sangat penting bagi Indonesia di tengah ancaman krisis pangan nasional.

Terlebih, Indonesia sedang memasuki masa tanam I bulan Oktober-Maret, Mentan Amran memiliki harapan besar untuk meningkatkan produksi padi dan jagung di tahun 2024 untuk menambah jumlah produksi komoditas pertanian Indonesia.

“Kita akan mencetak sejarah. Dulu kita pernah berhasil, 3-4 kali swasembada. Kali ini kita akan ulang dan jadikan permanen!” tutupnya.

Related News