Nasib Petani Tanah Garapan Tergeser Pembangunan
Jagadtani - Pembangunan Infrastruktur tengah dilakukan pemerintah untuk menunjang kegiatan sosial dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun nasib berkata lain bagi petani yang menggarap tanah bukan miliknya pribadi.
Para petani yang mengandalkan persawahan milik intansi tertentu, akhirnya harus rela tergeser karena pembangunan. Termasuk pembangunan jalan tol yang berada di daerah Kabupaten Bekasi, yakni Proyek Strategis Nasional - Proyek Japek II Selatan 2a.
Area persawahan yang sebelum terbentang, kini mulai tergantikan dengan timbunan tanah merah maupun ruas jalan sementara penghubung antar perkampungan.
"Sebenarnya ini resiko menjadi petani yang mengandalkan tanah garapan. Alhamdulillah sebelum pengerjaan proyek sempat melakukan panen. Hasil panen tahun ini memang kurang bagus dibandingkan tahun lalu. Tapi ini resiko kami." Ujar Buyung.
Memang rencana pembangunan proyek jalan Tol Japek II Selatan akan menghubungkan Jaringan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 1, JORR 2 dan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi) di Jawa Barat.
"Sebelumnya saya telah diberitahu tentang kondisi tanah ini, rencana pembangunan jalan tol akan segera di mulai." Ungkap Buyung pada tim Jagadtani.
Target dari penyelesaian jalan tol penghubung JORR dengan Tol Purbaleunyi yang menekan biaya Rp14,6 T direncanakan rampung pada tahun depan.
Dengan pembangunan jalan tol tersebut, diharapkan kemacetan atau arus lalu lintas dapat terpecah hingga mengurangi kemacetan panjang. Tentunya proses distribusi bahan pangan maupun sembako menjadi lebih lancar.
Namun kembali lagi dengan nasib petani tanah garapan, mereka harus rela tergeser dengan pembangunan. Pak Buyung Dan rekan senasibnya hanya dapat berusaha mencari daerah yang masih dapat digarap.
Mencari tanah garapan tidak Mudah karena harus memastikan kondisi air agar tanaman dapat tumbuh subur hingga masa panen mendatang.