Mewujudkan Kampus Bersih dan Sehat di Universitas Budi Luhur
Jagadtani - Menjaga serta melestarikan lingkungan hidup bukan hanya tugas pemerintah (daerah) saja, melainkan tugas dan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Diperlukan kesadaran kolektif untuk secara bersama-sama serta upaya yang lebih serius dalam membangun, meningkatkan kesadaran dan kepedulian manusia terhadap lingkungan hidup agar tidak terus terjadi kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan.
Namun pada kenyataannya, masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Hal ini dapat dilihat dari adanya permasalahan lingkungan hidup seperti pencemaran udara karena asap kendaraan maupun limbah pabrik, banjir yang disebabkan membuang sampah sembarangan, pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan menyebabkan pencemaran air dan tanah, Untuk itu masalah lingkungan hidup merupakan masalah umum yang membutuhkan efek sinergis dari semua elemen masyarakat, termasuk civitas akademika.
Peran akademisi sangat dibutuhkan untuk menghasilkan pemikiran tentang jalan keluar dalam mengatasi masalah lingkungan hidup, pemikiran ini dapat dihadirkan dalam bentuk kegiatan seminar, lomba, penelitian, pelatihan yang dijalankan oleh Dosen bersama mahasiswa maupun dalam bentuk kerjasama antara pihak Universitas dengan komunitas yang ada di masyarakat. Untuk mengatasi masalah lingkungan pun dapat dimulai dari mewujudkan kampus yang bersih dan sehat.
Berkaitan dengan hal ini, Universitas Budi Luhur (UBL) melalui unit kerja Pusat Studi Lingkungan, dan Bank Sampah Universitas Budi Luhur (Bank Sampah UBL) berfokus pada kegiatan memberikan edukasi khususnya kepada para mahasiswa, serta masyarakat pada umumnya agar turut berperan aktif dalam menjaga lingkungan kampus dan sekitarnya. Kegiatan ini merupakan upaya komunikasi lingkugan yang berperan membentuk kesadaran dan pemahaman bahwa menciptakan lingkungan yang bersih dapat dimulai dari lingkup terdekat, dan memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan, serta kenyamanan dalam menjalankan aktivitas sehari - hari.
Komunikasi lingkungan adalah upaya meningkatkan peran ilmu komunikasi dalam melestarikan lingkungan. Intinya adalah menyadarkan khalayak untuk menjaga lingkungan melalui berbagai saluran komunikasi (Herlina Agustin,2017). Maka, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan, komunikasi lingkungan (environmental communication) memegang peranan penting. Komunikasi lingkungan merupakan salah satu subdisiplin tematik dari bidang komunikasi untuk pembangunan dan perubahan sosial (Lie & Servaes, 2015).
Sebagaimana upaya komunikasi lingkungan yang dilakukan oleh Universitas Budi Luhur melalui Pusat Studi Lingkungan dan Bank Sampah UBL yaitu turut berperan aktif melakukan aksi nyata dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat di kampus dan sekitar nya, maka berikut ini bentuk kegiatan komunikasi lingkungan yang terangkum sejak tahun 2014 hingga 2023 antara lain:
- Melaksanakan kegiatan kampanye “Kampus Bebas Sampah”. Kegiatan kampanye ini adalah salah satu rangkaian kegiatan yang mendukung moto “Green and Clean” selain mahasiswa di lingkungan Universitas Budi Luhur, kegiatan ini melibatkan ibu-ibu PKK di lingkungan sekitar kampus. Kegiatan ini terdiri dari acara seminar “My Trash, My Inspiration” dengan tema Recycle sampah, fashion show dari bahan baku sampah, penampilan musik dengan alat musik perkakas dapur bekas, serta lomba reuse sampah yang ada di kampus. Lomba reuse sampah, difokuskan menggunakan sampah yang ada di lingkungan kampus, bertujuan membuat mahasiswa semakin peduli akan arti pentingnya memperlakukan sampah dengan baik dan benar.
""
- Membuat kegiatan “Gerakan Menanam Pohon Menyelamatkan Lingkungan Bersama” di kampus Budi Luhur bersama Pusat Studi Lingkungan dan unit kerja Bank Sampah UBL, penanaman ini bertujuan untuk menjadikan lingkungan kampus yang sehat karena udaranya akan lebih segar, sejuk dan bersih, sehingga dapat menciptakan kenyamanan.
""
- Pusat studi Lingkungan dan Bank Sampah bekerja sama dalam hal menyelenggarakan kegiatan untuk para mahasiswa/i untuk memanfaatkan lahan dan sampah anorganik disekitar kampus tercinta, Dalam hal ini sampah anorganik contohnya adalah plastik bekas bungkus makanan, bisa dari keemasan kopi sacset, plastik diterjen bisa kita buat berbagai macam tas cantik dan permadani.
""
- Melakukan kampanye “Dilarang Merokok di Universitas Budi Luhur”, melalui channel YouTube: Kampus Budi Luhur yang mengkomunikasikan bahwa di dalan Universitas Budi Luhur terdapat Satuan Tugas (Satgas) untuk mengawasi serta menegur apabila ada mahasiswa yang merokok khususnya di lingkungan kampus (area bebas rokok). Selain itu terdapat himbauan yang ditulis pada media spanduk dan dapat dilihat oleh para mahasiswa bertuliskan dilarang merokok, agar menjadi perhatian bagi mahasiswa juga menjadi bentuk komunikasi menyadarkan mahasiswa bahwa Universitas Budi Luhur merapkan kawasan bebas asap rokok, serta adanya sanksi bagi mahasiswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya dan merokok di sembarang tempat.
""
Bentuk kegiatan menjaga kebersihan lingkungan di Universitas Budi Luhur seperti kampanye, seminar, lomba, partisipasi membersihkan lingkungan kampus dan sekitar nya, menanam pohon, serta adanya larangan merokok di area kampus, merupakan upaya komunikasi lingkungan yang secara rutin dilakukan, agar segenap civitas akademika dan masyarakat sekitar dapat memahami betapa penting nya mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman. Hal ini sejalan dengan yang dipahami bahwa komunikasi lingkungan merupakan prinsip dan teknik komunikasi terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan supaya tidak terjadi kerusakan lingkungan. Seperti halnya kerusakan lingkungan akibat sampah yang akan berdampak pada masyarakat baik dari lingkungan alam maupun kesehatan manusia. (Flor dan Changara,2018)
Di sinilah peran komunikasi lingkungan dilakukan, yaitu mengomunikasikan berbagai bentuk kerusakan lingkungan dan apa upaya penyelamatannya. Menurut Cox & Pezullo (2016), terdapat 7 area komunikasi lingkungan.
1. Environmental rhetoric and the social–symbolic “construction” of nature, yang mempelajari retorika dari aktivis lingkungan dan kampanye lingkungan melalui penggunaan media.
2. Public participation in environmental decision making, area yang mengkaji sejauh mana keterlibatan publik dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi komunitas atau lingkungan alam mereka.
3. Environmental collaboration and conflict resolution, yang membahas pencarian model alternatif untuk menyelesaikan konflik lingkungan untuk mengatasi ketidakpuasan dari partisipasi publik dan resolusi konflik yang ada.
4. Media and environmental journalism, yang berfokus pada cara-cara di mana berita, periklanan, dan program komersial menggambarkan masalah alam dan lingkungan serta pengaruh media terhadap sikap publik.
5. Epresentations of nature in advertising and popular culture, yang mengkaji penggunaan film, televisi, fotografi, musik, dan iklan komersial serta bagaimana citra budaya populer mempengaruhi sikap kita terhadap lingkungan.
6. Advocacy campaigns and message construction, yang berupaya mendidik, mengubah sikap, dan memobilisasi khalayak publik.
7. Science and risk communication, yang mempelajari bagaimana risiko lingkungan dapat dikomunikasikan kepada publik yang terkena dampak.
Dari ketujuh area komunikasi lingkungan di atas, advocacy campaigns and message construction dapat dijalankan untuk membangun kesadaran lingkungan dari bawah dan berskala kecil hingga menjadi skala besar dan berkelanjutan tanpa perlu menunggu terlebih dulu keterlibatan pemerintah. Sebagaimana yang dipahami dari Retor & Aprilianti (2021) bahwa area komunikasi lingkungan advocacy campaigns and message construction dapat dijadikan pintu masuk untuk membangun kesadaran lingkungan dari bawah dan berskala kecil menjadi skala besar dan berkelanjutan. Berdasarkan hal tersebut, maka upaya komunikasi lingkungan yang dilakukan di Universitas Budi Luhur mengarah pada advocacy campaigns and message construction, yakni berupaya mengemas pesan tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang bersih di kampus dan sekitarnya melaui berbagai kegiatan yang melibatkan civitas akademika dan masyarakat untuk dapat berperan serta secara aktif dalam meningkatkan kesadaran untuk mengatasi persoalan lingkungan hidup.
Referensi:
Agustin, Herlina. (2017). Komunikasi Lingkungan Berperan Menyadarkan Khalayak Menjaga
https://www.unpad.ac.id/profil/dr-herlina-agustin-s-sos-m-t-komunikasi-lingkungan-berperan-menyadarkan-khalayak-menjaga-lingkungan/
Kaligis, Retor Aquinaldo Wirabuanaputera, Aprilianti Pratiwi. (2021). Komunikasi Lingkungan Essay Pengalaman Tentang Isu Lingkungan di Indonesia: Komunikasi Lingkungan untuk Kesadaran Tinggi Berkelanjutan di Masyarakat. COSDEV Pusat Kajian Komunikasi dan Pembangunan Berkelanjutan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila
Cox, R. & Pezullo, P. C. (2016). Environmental Communication and the Public Sphere (4th ed.). USA: Sage Publications.
Flor, Alexander G., Hafied Cangara. (2018). Komunikasi Lingkungan: Penganganan Kasus – Kasus Lingkungan Melalui Strategi Komunikasi.Jakarta:Prenadamedia Group.
Lie, R., & Servaes, J. (2015). Disciplines in the Field of Communication for Development and Social Change. Communication Theory, 25(2), 244–258. https://doi.org/10.1111/comt.12065
https://semastribl.wordpress.com/2014/06/17/seminar-daur-ulang-my-trash-my-inspiration/
https://roxy.budiluhur.ac.id/2021/09/07/gerakan-menananam-pohon-menyelamatkan-lingkungan-di-universitas-budi-luhur/
https://psl.budiluhur.ac.id/#content
https://www.youtube.com/watch?app=desktop&v=6W41GphNUAs