Anggur Makin Digemari, Ini Sejarahnya Masuk Indonesia
Jagadtani - Janji manis anggur membuat budidaya ini makin digemari oleh banyak petani, termasuk mereka yang mulai menanam dengan memanfaatkan lahan terbatas dirumahnya. Dengan memanfaatkan lahan yang terbatas sebagai salah satu keunggulan dari budidaya anggur di rumah.
Berbagai jenis anggur dari seluruh dunia mulai dapat ditanam di seluruh nusantara, namun buah anggur bukan tanaman asli negara Indonesia. berasal dari Armenia, buah anggur sebagai buah tertua di dunia sebenarnya telah dikembangkan di Timur Tengah sejak 4000 SM. Saat ini, pohon anggur tertua berada di kota Maribor, Slovenia yang usianya telah mencapai 500 tahun.
Penyebaran buah anggur ke seluruh dunia, tidak lepas dari sepak terjang Columbus. Keberhasilannya dalam perjalanannya mengelilingi dunia, membuat buah anggur mulai tersebar ke Afrika Selatan, Meksiko, Amerika Serikat, Australia dan Asia. Untuk di Asia, penyebaran anggur cukup masif sehingga beberapa negara seperti, Jepang, Tiongkok, Thailanda dan Indonesia terkenal dengan negara penghasil buah anggur.
Di Indonesia, tanaman atau pohon anggur telah ada ada pada zaman penjajahan Belanda yang pertama kali di tanam di Pulau Pisang, Sumatera Barat dan akhirnya menyebar di Indonesia. Penyebaran pohon anggur mulai terjadi pada tahun 1828 ke berbagai wilayah, seperti Banyuwangi, Besuki, Kupang dan Sulawesi.
"Dulu buah anggur yang dimakan langsung biasanya rasanya kurang manis karena buah tersebut memang ditujukan sebagai bahan baku pembuatan wine. Kini banyak varietas yang telah masuk di Indonesia dengan rasa yang lebih manis dan segar." ungkap Dody Kusuma - Shine Garden.
Dapat sangat salah bila mengatakan anggur lokal karena semua varietas anggur di Indonesia merupakan hasil introduksi / import dari negara lain yang memiliki 4 musim (semi, panas, gugur, dingin) seperti Jepang, Rusia, Amerika, dan lainnya. Dengan kata lain, seluruh jenis anggur merupakan import.
Untuk 9 varietas anggur lokal yang cocok ditanam oleh Sahabat Tani, terdiri dari Probolinggo (Cardinal), Probolinggo Biru 81, Kediri Kuning (Yellow/Green Belgie), Prabu Bestari (Red Prince), Bali (Alfonso Lavalle), Jestro Ag5 (Isabella), Jestro Ag45 (Caroline Black Rose), Jestro Ag86 dan Jestro Ag60 (Maroo Seedless).