Dombos, Domba Asli Wonosobo Bernillai Ekonomis Tinggi
Domba Wonosobo atau lebih dikenal Dombos, merupakan domba hasil silangkan antara domba jenis Texel dengan Merino. Perkembangan Dombos mulai menarik minat para peternak karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Sebagai domba yang merupakan Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH) Kabupaten Wonosobo, pada awalnya disebut sebagai domba Texel. Tetapi pada tahun 2006, mulai disebut Dombos (Domba Wonosobo).
Dilansir dari diskominfo wonosobokab, penyebutan Dombos seiring diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan penerapan domba tersebut sebagai salah satu rumpun ternak lokal yang diresmikan Menteri Pertanian Nomor 2915/Kpts/OT.140/ 6/2011 Tentang Penetapan Rumpun Domba Wonosobo.
Dari segi tampilan, Dombos memang mirip dengan domba lokal pada fisik dan warna. Namun
Secara sekilas, dombos mirip dengan domba lokal secara bentuk dan warna. Namun dombos memiliki badan berukuran lebih besar, rambut (gembel) yang lebih halus atau bisa disebut sebagai wool, rambut berwarna putih kekuningan, dan bentuk telinga mengarah ke samping.
Hampir seluruh bagian tubuh Dombos ditumbuhi oleh bulu yang lebat. Hanya bagian muka saja yang tidak ditumbuhi bulu.
Dipastikan bulu dari Dombos yang pertumbuhan cukup cepat sehingga keunggulan pada bulunya yang lebat, Dombos mulai dikembangkan sebagai domba penghasil bulu.
Selain menjadi penghasil bulu, daging domba Wonosobo juga lebih banyak sehingga berpotensi menjadi domba pedaging. Untuk berat badan Dombos jantan dewasa dapat mencapai 108 kg, sedangkan untuk Dombos betina sebesar 82 kg.