Panen Padi Manokwari, Plumbing Pangan Papua Barat
Luas lahan pertanian di Manokwari yang mencapai 3.000 hektar lebih dengan penduduk lebih dari 197 ribu jiwa sangat efektif berproduksi baik. Tentunya membuka peluang untuk menjadi lumbung pangan di Papua Barat.
Kondisi pertanian di Papua Barat, disampaikan oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi ketika melakukan panen padi di area lahan seluas 220 hektar di kampung Prafi Mulya, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Sabtu (2/12).
“Manokwari basis pertaniannya sangat kuat. Tentu kita ingin Manokwari ini menjadi lumbung pangan di Papua Barat, diikuti oleh daerah-daerah lainnya. Apalagi, komoditas pangan di sini cukup banyak,” katanya.
Wamentan Harvick mengatakan, ketahanan pangan berpengaruh pada kedaulatan pangan yang sudah menjadi perhatian oleh Presiden Joko Widodo. Meski demikian, ia menyebut stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan harus tetap dijaga.
Sementara itu, Bupati Manokwari, Hermous Indou mengatakan potensi lahan di Manokwari mencapai 10 ribu hektar. Namun yang baru digarap mencapai sekitar 1.200 hektar.
Jika semua lahan bisa dikelola, tambahnya, maka swasembada pangan dapat terwujud.
"Kita juga berupaya mewujudkan swasembada daging dan pengembangan pisang di Distrik Tanah Rubuh sehingga perekonomian dapat meningkat," ujarnya.
Hermus menyebut ketahanan pangan di Manokwari masih relatif stabil sampai hari ini. Ia menyatakan telah mengeluarkan instruksi agar ada tanaman pangan yang ditanam di halaman rumah masyarakat dan setiap kampung.
Ditambahnya, gerakan pangan lokal dengan mengedepankan pembelian pangan di pasar-pasar khususnya pangan umbi-umbian.
"Laju inflasi juga dikendalikan dengan gerakan pangan murah dengan 11 kali pasar murah di Kabupaten Manokwari dan 9 yang diselenggarakan Pemprov Papua Barat," imbuhnya.