Gedong Gincu, "Mangga Para Raja"
Jagadtani - Di Indonesia ada beberapa prov insi penghasil mangga terbanyak, diantaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi penghasil mangga yang mampu menembus ekspor dunia. Namun pemerintah masih dalam proses mendaftarkan sertifikasi buah halal.
Pesaing ekspor buah Indonesia adalah Thailand dan India. Namun buah mangga gedong gincu ini tidak dimiliki oleh negara dunia manapun. Wilayah di Jawa Barat yang menghasilkan mangga gincu adalah Sumedang, Indramayu dan Majalengka. Jenis-jenis mangga yang dihasilkan dari Jawa Barat seperti mangga gedong gincu, lalijiwo, cengkir dan budi raja.
Sejarah Mangga Gedong Gincu
Masyarakat pada umumnya mengetahui asal buah mangga gincu dari Majalengka, akan tetapi ada juga buah mangga gincu dari daerah Sumedang, karena secara terencana sengaja dikembangkan di Sumedang.
Pusat mangga gedong gincu Sumedang berada di Kecamatan Jatigede, Tomo dan Ujung Jaya. Namun mangga gincu berasal dari daerah Majalengka, hal ini dibuktikan dengan adanya Tugu mangga gedong gincu yang berada di bunderan Cigasong yang dijadikan sebagai ikon kota Majalengka.
Selain itu pohonnya banyak ditemukan di Majalengka tepatnya berada di Gedung Pendopo Bupati Majalengka dan dikabarkan sudah berusia 160 tahun, ditanam oleh Bupati ke-4 saat itu, bernama RAA Sura Adi Ningrat.
Dinamanakan mangga gedong gincu yaitu dari kata gedong yang artinya “kaum elit” pada saat itu mangga tersebut hanya di makan oleh kalangan tertentu yaitu para raja-raja. Sedangkan gincu mengandung arti warnanya yang pekat disertai dengan rasanya yang manis segar. Ini semua karena cita rasa mangga gedong gincu yang luar biasa dibandingkan dengan mangga-mangga pada umumnya.
Data BPS menjelaskan bahwa, jumlah tanaman mangga yang telah dihasilkan oleh Kabupaten Sumedang mencapai 341 ribu batang atau setara 3.410 hektare dengan produksi sekitar 74 ribu ton setahun.
Angka produksi tersebut menempatkan Sumedang sebagai produsen mangga terbesar ke-4 di Indonesia setelah Pasuruan dan Kediri – Jawa Timur, disusul kemudian Indramayu. Sebagian besar jenis mangga yang dikembangkan adalah gedong gincu dengan waktu musim panen puncak antara bulan Juli hingga Oktober.
Masa Panen Mangga Gedong Gincu
Buah mangga secara umum proses panen yaitu pemetikan dilakukan pada usia 4 bulan, tetapi berbeda dengan mangga gedong gincu yang dapat dipanen atau dipetik pada usia 5 hingga 6 bulan. Mangga gedong gincu jika dipanen harus matang secara alami yaitu matang di pohon, sehingga panennya membutuhkan waktu yang lama.
Panen mangga gincu hanya dilakukan satu tahun satu kali, biasanya panen besar-besaran pada bulan Juli – Agustus. Tapi tergantung juga oleh keadaan musimnya, karena mangga gedong gincu lebih sesuai tumbuh di wilayah yang panas, jika musim kemarau panjang terjadi panen mangga gedong gincu bisa mundur di bulan September – Oktober. Tetapi waktu yang pasti panen di bulan Juli.
Cita Rasa Mangga Gedong Gincu
Keunggulan cita rasa yang dimiliki oleh buah mangga gedong gincu memiliki potensi untuk dikembangkan, salah satunya melalui pembibitan tanaman (breeding).
Pembibitan tanaman mangga dengan target modifikasi cita rasa khususnya pada komponen aroma menjadi penting guna mendapatkan progeni buah mangga yang memiliki warna buah dan komponen aroma.
Pemuliaan tanaman dengan target modifikasi komponen aroma nantinya dapat dilakukan dengan mengawinsilangkan genetik pembawa komponen aroma kunci dari buah mangga gedong gincu ke buah mangga varietas lain.
Proses Pematangan Mangga Gedong Gincu
Mangga gedong gincu selama proses pematangan, warna kulit buah berangsur-angsur berubah menjadi kuning kemerahan. Selama proses pematangan, dibebaskan banyak komponen volatil dari buah mangga yang memengaruhi kualitas aroma buah mangga matang.
Komponen volatil yang terkandung dalam buah mangga telah banyak dipelajari melalui berbagai metode pemisahan. Proses memisahkan komponen volatil dari suatu bahan pangan memiliki tingkat kesulitan tertentu.
Hal ini karena komponen tersebut memiliki tingkat volatilitas tinggi dengan konsentrasi yang rendah dalam matriks pangan. Metode pemisahan komponen volatil yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan metode solid-phase microextraction (SPME).
Mangga gedong gincu, yaitu pada warna secara keseluruhan, dagingnya berserat, aroma buah-buahan yang kuat, aroma buah yang matang alami dari pohon, aroma terfermentasinya, aroma bunga dan aroma manis segar, daya leleh, mengandung kadar air yang tinggi dan sedikit sepat.
Karakterisasi komponen volatil menunjukkan buah mangga gedong gincu didominasi oleh komponen volatil yang beraroma aroma buah segar dan aroma manis. Buah mangga gedong gincu secara keseluruhan lebih digemari masyarakat karena cita rasa yang luar biasa dengan aroma manisnya.
Referensi:
https://hortikultura.pertanian.go.id/mangga-gedong-gincu-sumedang-tembus-rusia-kementan-dorong-pengembangan-kawasan/
Mutiara Utami1), Christofora Hanny Wijaya2), Darda Efendi3), dan Dede Robiatul Adawiyah2), Karakteristik Fisikokimia Dan Profil Sensori Mangga Gedong Pada Dua Tingkat Kematangan https://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip/article/view/30736