Pasar Ikan Hias Digital Permudah Bisnis Perikanan
Era digital yang kerap digunakan untuk jual-beli, terlebih pada masa pandemi Covid-19 memberikan keuntungan tersendiri. Produk yang dijual pun, sangat beragam termasuk hewan seperti ikan dan lain sebagainya. Hal tersebut kembali dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan menggelar pasar ikan hias digital.
Pada pasar ikan hias digital menawarkan lebih dari 40 jenis ikan hias eksotik. Tujuannya guna memfasilitasi para penghobi ikan hias untuk mendapatkan koleksi terbaik tanpa harus hadir secara fisik.
Pasar ikan hias digital berlangsung dari Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Depok, Jawa Barat, yang merupakan unit pelaksana teknis Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM) KKP. Kegiatan tersebut menjadi rangkaian acara Ikan Hias dan Maggot (IMAGO) FAIR 2023.
Kepala Pusat Riset Perikanan (Pusriskan) Yayan Hikmayani mewakili Kepala BPPSDM mengatakan, posisi ikan hias saat ini sangat strategis sebagai peluang usaha. Pada 2022, nilai ekspor ikan hias Indonesia mencapai USD 36,43 juta dan menempatkan Indonesia di posisi kedua eksportir ikan hias terbesar di dunia.
“Hal ini bukan hanya mengenai kesuksesan saja, tapi juga tantangan bagaimana meningkatkan prestasi ke depannya supaya bisa menjadi nomor satu. Selain itu tantangan berikutnya adalah pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) dan penggunaan teknologi,” ujar Yayan pada pembukaan IMAGO FAIR 2023.
Sementara itu, Kepala BRBIH Joni Haryadi menyatakan kegembiraannya atas antusiasme para peserta yang turut serta dalam acara tersebut. Joni mengatakan, Pasar Ikan Hias Digital ini merupakan inovasi terbaru BRBIH yang menjadi magnet bagi para pecinta ikan hias, khususnya penggemar Ikan Hias Koi, Chana, Mas Koki, dan Arwana.
Menurutnya, peserta lelang dapat mengikuti proses lelang secara online melalui platform digital Instagram BRBIH. Lebih dari 40 ikan hias eksotik, termasuk Ikan Hias KOI Showa, Chana, Mas Koki, dan Arwana Super Red, dipamerkan dengan detail yang lengkap, memudahkan para pecinta ikan hias untuk memilih dan ikut dalam proses lelang.
"Pasar ikan hias digital ini memberikan kemudahan kepada pecinta ikan hias untuk mendapatkan jenis-jenis ikan yang langka dan eksotik. Kami berharap acara ini dapat memperkaya koleksi ikan hias di Indonesia," ujarnya.
Tidak hanya memberikan kemudahan, Joni juga memastikan bahwa seluruh proses lelang berlangsung dengan transparan dan aman. Ia berharap, acara lelang ikan hias ini dapat menjadi langkah awal dalam mendorong perkembangan industri ikan hias di Indonesia. Pihaknya berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi-inovasi yang memudahkan para penggemar ikan hias dan mendukung pertumbuhan industri budidaya ikan hias di tanah air.
“Pasar ikan hias digital ini bukan hanya sekadar acara, tetapi juga menjadi wujud nyata dari transformasi digital yang semakin merajalela di berbagai sektor. Dengan adanya platform digital ini, diharapkan pecinta ikan hias dapat terus terhubung dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan serupa di masa depan,” pungkas Joni.
Selain Pasar Ikan Hias Digital, pada IMAGO FAIR 2023 ini digelar berbagai kegiatan lainnya, seperti peluncuran Miniplant of Low Carbon Feed berikut produk turunan magot, penandatanganan kerja sama dengan para mitra, pemutaran video produk loca feed dan video cooming soon aplikasi lelang digital (aquatia), market day, bazaar, coaching clinic aquascape, packing ikan hias, lomba mewarnai, demo memasak ikan, penyerahan 1.000 ekor ikan koi dan 1.000 ekor ikan neon tetra kepada kelompok pembudidaya, Sharing Knowledge, dan sebagainya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono sebelumnya mengungkapkan, nilai ekspor ikan hias di Indonesia mengalami tren positif pada semester I tahun 2023, mencapai 20,5 juta dolar AS atau meningkat 16,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ia mengatakan bahwa pada semester I 2023 ekspor ikan hias dalam negeri justru mengalami peningkatan, berbanding terbalik dengan negara-negara kompetitor Indonesia seperti Jepang, Singapura, dan Belanda yang mengalami penurunan ekspor masing-masing sebesar 8,3 persen, 9,8 persen, dan 37,2 persen.