Memonitor Pertanian Nasional Lewat AWR
“Langkah awal ini berkaitan langsung dengan isi perut 267 juta orang. Dengan alat ini kami ingin pertanian ke depan lebih maju, lebih mandiri dan lebih modern untuk hasil yang memuaskan.”
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) Selasa (4/2) kemarin meluncurkan Agriculture War Room (AWR) yang bertujuan sebagai pusat data dan sistem kontrol pembangunan pertanian nasional berbasis teknologi. Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, sistem ini nantinya akan digunakan sebagai pemicu tumbuh kembangnya produksi di atas angka rata-rata.
“Langkah awal ini berkaitan langsung dengan isi perut 267 juta orang. Dengan alat ini kami ingin pertanian ke depan lebih maju, lebih mandiri dan lebih modern untuk hasil yang memuaskan,” katanya dalam keterangan tertulis Kementan, Selasa (4/2).
Baca juga: Optimalkan Barantan Demi Tingkatkan Ekspor
Syahrul mengatakan, teknologi ini nantinya akan menjadi alat ukur dalam melakukan pengawasan sekaligus mapping area lahan nasional. Oleh sebab itu, ia pun memastikan, ke depannya tidak ada lagi perbedaan data statistik karena semua sudah terpantau dengan akurat. Ia juga menjelaskan, sistem AWR sudah dirancang secara multi-guna, terutama dalam memantau kondisi pertanian di tingkat kecamatan dan desa. Untuk itu, petani pun tidak perlu membeli drone untuk melaporkan sawahnya kepada kementerian pusat.
“Kita sudah punya alat ukurnya yang berbasis internet of think atau sudah menggunakan artificial intelligence. Namun, sejauh ini kami juga belum memutuskan apa-apa saja yang akan menjadi kebijakan secara utuh. Yang jelas saat ini kami masih mengawasi secara langsung di lapangan,” jelasnya.
Ia pun berharap, kecanggihan AWR mampu meningkatkan semua produksi dengan kualitas panen di atas rata-rata. Terlebih, hasil tersebut bisa memenuhi ketersediaan pangan nasional dan pasar global.
“Tentu kita berharap ekspornya meningkat menjadi tiga kali lipat,” tuturnya.
Baca juga: Inovasi Teknologi Kesehatan Unggas
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengapresiasi upaya Kementan dalam memajukan pertanian Indonesia. Menurutnya, inovasi yang dicipatakan ini masuk kategori maju, mandiri, dan modern.
“Saya sangat bangga sekali, apa pun kerjanya pasti harus bermain data. Karena data itu valid. Kalau ini ditata dengan baik ke depannya kita tidak akan ribut lagi soal impor beras atau lainnya. Jadi saya kira apa yang dibuat Mentan Syahrul ini harus dipertahankan dan bahkan bisa lebih maju lagi karena teknologi sejatinya terus berkembang,” pungkasnya.