Soil Block, Teknologi Ramah Lingkungan Bagi Pertanian
Teknologi Soil Block mulai diterapkan dalam program percontohan pada komoditas bawang merah dan cabai. Penerapan secara perdana pada dua komoditas di lakukan oleh Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto di Desa Tuksari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Penerapan teknologi Soil Block sebagai program percontohan yang digagas Direktorat Jenderal Hortikultura.
Kegiatan ini sebagai upaya memenuhi ketersediaan cabai serta bawang merah dan putih, Kementerian Pertanian mengembangkan teknologi soil block. Selain ramah lingkungan, teknologi tersebut dinilai mampu mempercepat dan meningkatkan hasil panen produk hortikultura.
“Soil block merupakan teknik persemaian benih bawang dan cabai ramah lingkungan yang memanfaatkan limbah organik, karena semua bahan persemaian yang digunakan adalah sedimentasi rawa. Selain itu dikombinasikan dengan pupuk kandang, fosfat alam, kapur dolomit, cocopeat dan gambut,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto.
Melalui teknologi soil block, kata Prihasto, nantinya tanaman tumbuh subur dan hasil panen meningkat dibandingkan dengan penanaman biasa. Ia menyebutkan, di lahan satu hektare lahan bawang merah, bisa memanen lebih dari 12 ton. Sementara untuk cabai, satu kali petik bisa menghasilkan dua hingga dua setengah kuintal.
“Kami turun bersama-sama untuk tanam dengan teknologi soil block yang saya katakan lebih mudah, cepat dan murah dan baik untuk dikembangkan. Kita bisa menjaga komoditas yang berpengaruh pada inflasi khususnya bawang dan cabai untuk nanti kita menghadapi bulan puasa dan lebaran nanti. Di Indonesia lahan potensial untuk pengembangan teknologi soil block pada budi daya bawang dan cabai seluas 250 ribu hektare,” tutup Prihasto.
Sebagai informasi, program percontohan soil block ini diterapkan pada 5 juta semaian cabai dan 5 juta semaian true seed of shallot (TSS). Untuk 5 juta semaian cabai didistribusikan ke Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara, Magelang, Gunung Kidul, Majalengka, Kuningan, Sumedang, Garut, Cianjur dan Sukabumi dengan total lahan seluas 250 ha. Sementara itu itu soil block 5 juta semaian TSS didistribusikan ke Temanggung dan Wonosobo total untuk lahan seluas 10 ha.