54 UPT Terima Fasilitas Demi Tingkatkan Konservasi
Peningkatan fasilitas penunjang kegiatan evakuasi satwa liar dalam menjaga konservasi.memang sangat dibutuhkan. Pemberian kendaraan operasional wildlife rescue unit (WRU) dan drone diberikan pada 54 UPT dan 6 Satker.
Tujuan utama adalah meningkatkan kegiatan evakuasi satwa liar (wildlife rescue) di lingkup Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), 54 Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan 6 Satuan Kerja (Satker) pusat. Seluruh pelaksana tugas ini menerima fasilitas operasional untuk menunjang kegiatan konservasi.
Kegiatan serah terima ini dilaksanakan di Rimbawan II, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta secara simbolis oleh Sekretaris Direktorat Jenderal KSDAE, Suharyono, pada Rabu (27/12/2023).
Sebanyak 24 unit kendaraan operasional Wildlife Rescue Unit (WRU) yang terdiri dari 22 single cabin dan 2 truk, serta 37 unit drone lapangan, diterima oleh 54 UPT di lingkup Ditjen KSDAE. Balai Taman Nasional Way Kambas dan Balai Besar KSDA Riau menerima 2 unit truk yang dikhususkan untuk membantu evakuasi gajah. Mengingat, dua UPT Ditjen KSDAE ini menjadi kawasan konservasi gajah.
Di Taman Nasional Way Kambas khususnya, terdapat sekolah gajah dan Rumah Sakit Gajah (RSG) Prof. Dr. Ir. H. Rubini Atmawidjaja, yang merupakan rumah sakit gajah pertama di Indonesia bahkan Asia Tenggara.
Plt. Kepala Balai Besar TN Betung Kerihun dan Danau Sentarum, Kepala Balai KSDA Bengkulu, dan Kepala Balai TN Kepulauan Togean menjadi perwakilan UPT dalam acara Serah Terima WRU secara simbolis. Usai melakukan serah terima, Sekretaris Ditjen KSDAE menyampaikan arahannya.
“Semoga dengan kendaraan operasional baru ini, dapat menunjang kegiatan konservasi di tempat masing-masing. Manfaatkan alat baru ini untuk meningkatkan kapabilitas teman-teman UPT dalam mengevakuasi satwa, khususnya satwa liar dilindungi,” jelas Sekditjen KSDAE saat menyampaikan arahan usai melakukan serah terima secara simbolis.
Suharyono juga menegaskan agar UPT memanfaatkan kendaraan operasional ini tidak hanya untuk evakuasi satwa saja, tapi juga digunakan untuk kegiatan konservasi lain, seperti pengamanan dan pemetaan kawasan. Sedangkan untuk penggunaan drone, diharapkan bisa memudahkan para pegawai KSDAE di lapangan untuk melakukan pemetaan kawasan.