Berkat Bob Sadino, Kini Sukses Sebagai Petani dan Konsultan
"Banyak ilmu yang saya peroleh dari Bob Sadino, beliau mengenalkan pertanian sistem hidroponik yang pada tahu 2000 an masih dianggap aneh. Setelah bertemu dan dibimbing untuk bertani sistem hidroponik, akhirnya saya memutuskan untuk terjun menekuni seluruh hal pada dunia pertanian."
Jagadtani - Pertemuannya dengan almarhum Bob Sadino, sebenarnya ketika dirinya masih menjadi karyawan di perusahaan besar. Banyak hal yang dipelajari mengenai agribisnis dari beliau, termasuk mengenal tentang hidroponik pada tahun 2005.
"Dulu saya hanya ajudan petinggi PT HM Sampoerna, kebetulan saat itu ada pertemuan yang dihadiri oleh Almarhum Bob Sadino. Awalnya saya hanya ingin mengenal beliau, namun malah disuruh ke rumahnya untuk belajar secara langsung. Ketika main ke rumahnya, saya justru ditanya, bila dikasih tanah seluas 100 meter akan dijadikan apa? " Ungkap Shandi Prasetya.
Lebih lanjut, Shandi bercerita tentang jawabannya yang ingin membuka usaha. Tetapi justru Bob Sadino mengatakan bahwa anak muda selalu menjawab seperti itu, padahal menurutnya bisa digunakan untuk bertani. Tentunya Shandi sedikit terkejut karena untuk bertani membutuhkan lahan yang luas.
"Sempat bingung, lahan 100 meter untuk bertani atau bercocok tanam. Akhirnya beliau memperlihatkan budidaya hidroponik yang berada di rumahnya. Singkat cerita, akhirnya saya mulai dibimbing hingga dibantu untuk pemasarannya hasil panen di hidroponik seluas 1.000 meter di daerah BSD - Tanggerang. " Tuturnya.
Saat menjalani hidroponik, Shandi Prasetya masih tetap bekerja hingga berjalan lebih dari lima tahun. Kejenuhan dan lelah karena harus tugas ke luar kota, membuat Shandi mulai berpikir untuk mengundurkan diri dari perusahaan yang telah menyekolahkan dirinya meraih gelar S2.
"Memang sempat meminta dipindahkan ke divisi yang berbeda agar tidak banyak bertugas keluar kota. Tetapi karena keinginan besar untuk menekuni dunia pertanian, akhirnya saya tetap memutuskan untuk mengundurkan diri."
Uniknya setelah mengundurkan diri, Shandi Prasetya yang kini mengelola perkebunan di Mas Miracle Farm malah tidak langsung memulai bertani. "Dulu pas resign, saya langsung pulang kampung ke Sukabumi. Tetapi bukannya langsung bertani, saya malah ikut membantu kakak yang sedang merintis pabrik pupuk dengan memanfaatkan pabrik penggilingan padi milik sang kakek. Pupuk Petroganik yang di sub dari perusahaan Petrokimia"
Selama perjalanannya membuat pupuk, Shandi bertemu dengan seorang Profesor yang merupakan dosen dari IPB yang berkonsentrasi pada tanah. Hasil dari obrolan tersebut, akhirnya pabrik milik Shandi dan kakaknya mulai memproduksi Humic Acid. Sebagai informasi, Humic Acid merupakan kandungan organik yang paling banyak terdapat dalam air gambut. Pada senyawa humat terdapat ikatan aromatik kompleks yang memiliki gugus fungsional seperti -COOH, -OH fenolat dan juga –OH alkohol.
Untuk dapat memasarkan pupuk buatannya, tentu para petani menanyakan bukti dari kualitas pupuk tersebut. Akhirnya Shandi harus melakukan demplot sebagai pembuktiannya. Demplot atau Demontration Plot merupakan suatu metode penyuluhan pertanian ke petani, dengan cara membuat lahan percontohan, agar petani bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemonstrasikan.
Namun karena ilmu tentang perkebunan atau bercocok tanam masih merasa kurang, akhirnya Shandi memutuskan untuk belajar langsung pada orang yang telah ahli. Beruntung Shandi mengenal H. Otoy, seorang petani dan sekaligus pengusaha cabai yang memiliki lahan seluas 150 hektar.
"Dulu awalnya saya dikenal sebagai pembuat pupuk ketika pertama kali berkenalan dengan beliau. Berbekal keinginan untuk belajar, saya menawarkan diri untuk bertukar ilmu managemen dengan ilmu berkebun atau bertani. Selain mengerjakan sistem management yang saya ketahui, saya juga turun langsung mencangkul, mengaduk pupuk, menanam bibit dan lainnya agar benar -mbenar memahami seluk beluk dunia pertanian."
Dengan berbekal ilmu bercocok tanam yang diperoleh dari H. Otoy akhirnya membuat Shandi berani menerapkan pupuk buatannya pada lahan pertanian. "Dalam membuat demplot merupakan kesepakatan saya dengan kakak agar dapat membuktikan pada petani tentang kualitas pupuk Humic Acid buatan pabrik kami. Dimulai tahun 2010 dengan sistem monokultur pada lahan satu hektar untuk menanam tomat. Tentu hasilnya panennya sangat bagus."
Perjalanannya Shandi hingga keberhasilannya saat ini, harus dibayar dengan terjualnya motor Ninja dan mobil Suzuki Katana untuk menambah usaha di bidang pertanian. "Tentu pada awalnya banyak yang menentang, termasuk keluarga terdekat karena saya memilih bertani dibanding bekerja dengan mengandalkan gelar sarjana."
Memasuki tahun 2013, perjalanan Shandi mulai mendapatkan angin hingga mendapatkan modal dari perusahaan tanaman atau bibit asal Korea dan dipercaya sebagai suplier hasil panennya. Bahkan dirinya juga pernah merasakan pendidikan dari salah satu NGO asal Jepang yang mengkhususkan diri pada pertanian.
Seiring ketekunannya pada bidang pertanian, Shandi juga pernah menjadi pengelola perkebunan milik perusahaan besar di Bandung dengan lahan seluas 30 hektar. Selain menjadi pengelola pertanian di MAS Miracle Farm, Shandi Prasetya juga menjadi konsultan di bidang pertanian yang kerap dipercaya oleh perusahaan besar di Indonesia.