Ekosistem Laut Teluk Weda Maluku Utara Tercemar
Jagadtani - Indonesia adalah negara maritim dengan berbagai pulau dan eksotisme wisata bahari yang mumpuni dan belum sepenuhnya terekplorasi. Salah satunya adalah Laut Teluk Weda Maluku Utara, ekosistem kelautannya menyimpan potensi cagar wisata yang sangat kaya. Masalah kelestarian ekosistem laut merupakan salah satu masalah lingkungan yang serius untuk dilindungi dari tindakan ilegal yang dilakukan oleh oknum yang perusak sumber daya di laut (Rizki, 2020).
Hasil data Pollution in Ocean and Land Connection United Nation mencatat, bahwa 80% pencemaraan laut berasal dari aktifitas daratan seperti pembuangan air limbah, eksplotasi berlebihan seperti perburuan dan perusakan, Sampah laut dan Micro Plastics. Dampak sederhana yang bisa dijabarkan adalah polusi kelautan yang dihasilkan dari limbah plastik.
Adapun data hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Santosa pada tahun 2013 ditemukan dampak pencemaran laut terdapat beberapa macam yaitu: Dampak Sedimentasi yang terjadi di suatu perairan dapat berpengaruh antara lain pada pendangkalan dan perubahan bentang alam dasar laut, kesuburan perairan, dan keanekaragaman hayati dan Dampak logam berat yang diantaranya yaitu kontaminasi logam berat pada biota laut dan manusia.
Data Komunitas Pandu Laut Indonesia juga mencatat bahwa selain mencemari laut flora dan fauna yang ada secara langsung yang bersifat fatal, contohnya terdapat 5,9 kilo sampah didalam perut Paus Sperma yang ditemukan di perairan Kapota. Kematian tiga penyu yang ditemukan di sekitar perairan pulau Pari, Kepulauan Seribu yang di penuhi sampah dan minyak.
Laut Teluk Weda sudah terindikasi tercemar logam berat karena adanya aktivitas pertambangan dan pengolahan bijih nikel. Sejumlah lokasi yang berada di Maluku Utara merupakan tempat pemijahan hingga pembesaran ikan serta jalur migrasi ikan tuna, dengan adanya pencemaran laut dengan logam berat dan pengolahan bijih nikel dapat membuat populasi ikan akan terancam punah jika tidak ada tata kelolah pertambangan yang diperbaiki.
Menjaga ekosistem laut sangat penting untuk mempertahankan keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem, adapun langkah-langkah menjaga ekosistem laut menurut (Ardoin, et al., 2018) sebagai berikut; Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem laut dan mendorong perilaku berkelanjutan, Mempraktikkan pemancingan hewan laut yang berkelanjutan dengan mematuhi aturan ukuran tangkapan, kuota, dan teknik tangkap yang tidak merusak habitat laut.
Selain itu dapat dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendaur ulang, dan melakukan pembersihan pantai secara berkala, melindungi dan mengelola wilayah karang, menghindari penangkapan ikan yang merusak karang, dan mencegah penambangan pasir karang, mengimplementasikan prinsip-prinsip perikanan berkelanjutan, seperti kuota penangkapan yang bijaksana dan pemantauan yang ketat.
Setiap industri yang ingin tetap beraktivitas diharus kan menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) agar laut yang berada di wilayah Indonesia salah satunya Laut Teluk Weda Maluku Utara tidak tercemar oleh Logam Berat sehingga zat yang berbahaya tidak dapat memasuki perairan laut dan ikan maupun terumbu karang tetap sehat.
Langkah berikutnya dalam mencegah ekosistem laut teluk Weda yaitu mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, memastikan pembuangan limbah industri yang aman, dan memperketat pengawasan terhadap limbah kapal dan embuat kawasan perlindungan laut yang melindungi habitat dan spesies, serta mengatur aktivitas manusia di sekitarnya.
Dalam masalah ekosistem yang sudah tercemar atau yang masih dalam proses mencegah, diperlukan kesadaran manusia terhadap pentingnya ekosistem laut memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap keberlanjutan dan kesejahteraan ekosistem laut.
Hal ini mendorong upaya konservasi sumber daya ikan dan organisme laut lainnya yang selanjutnya mengurangi risiko kelebihan penangkapan, mendukung keberlanjutan ekosistem laut, dan menjaga keseimbangan populasi.
Sehingga peran masyarakat pun kini bukan hanya memanfaatkan ekosistem yang ada, namun menjaga dan memelihara sumber daya dan ekosistem laut, agar mampu bertahan dan tersedia untuk masyarakat Indonesia dan generasi selanjutnya.
Berbagai upaya pun dilakukan dari pemerintah hingga lapisan masyarakat yang terbentuk dari organisasi maupun komunitas, dari upaya langsung kelapangan seperti pembersihan dan pencegahan. kegiatan sosialisasi dalam meningkatkan kepedulian masyarakat dan berbagai bentuk kegiatan lainnya.
Diperlukan juga peningkatan pengawasan dan penegakan hukum terhadap tindakan ilegal yang merugikan ekosistem laut, termasuk pemburuan ikan ilegal dan pencemaran laut. Penegakan hukum yang tegas dapat menjadi deterrent efektif. Kemudian memperluas dan mengidentifikasi kawasan perlindungan laut untuk menjaga habitat kritis, seperti terumbu karang dan area penangkapan ikan yang penting. Langkah ini akan memberikan ruang bagi pemulihan ekosistem yang rentan.
Referensi:
Ardoin, N. M., et al. (2018). Environmental education outcomes for conservation: A systematic review. Journal of Environmental Education, 49(3), 1–17.
Hasmawati, Safitri Raoda, Hardianti Mursalim, (2018). Analisis Dampak Pulau Buatan Terhadap Ekosistem Laut Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan. Universitas Muhammadyah Makassar.
Hadiyati, N., & Cindo, C. (2021). Kontekstualisasi Pencemaran Ekosistem Laut Dalam Mencapai Sdgs: Suatu Kajian Hukum Lingkungan di Indonesia. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(3), 300-313.
Innovillage. (2022). Sustainable Development Goals (SDGs) Menjaga Ekosistem Laut. https://innovillage.id/artikel/sustainable-development-goals-sdgs-menjaga-ekosistem-laut
Mattawang, B. (2020). Hari Laut Sedunia; Ini 5 Alasan Laut Penting Bagi Kehidupan Kita Dan Kepedulian Yayasan Kalla Pada Ekosistem Laut, Yayasan Hadji Kalla, Available on: https://www.yayasanhadjikalla.or.id/umum/hari-laut-sedunia-ini-5-alasan-laut-penting-bagi-kehidupan-kita-dan-kepedulian-yayasan-kalla-pada-ekosistem-laut/
Rachman, F., Yunita, S., Manik, M. M., Girsang, O. B., Safitri, E., Sabri, T. M., ... & Juliandi, J. (2023). Pembangunan Ekosistem Laut Berkelanjutan Melalui Keterlibatan Warga Dalam Pengelolaan Hutan Mangrove di Desa Tanjung Rejo. Jurnal Kewarganegaraan, 20(1), 40-52.
Rizki, K. (2020). Pandangan Human Security terhadap komunikasi dan implementasi kebijakan Maritim, Studi: Kasus Penggunaan pukat harimau di laut Aceh. Journal of Media and Communication Science, 3(2), 84-85.
Wiryawan, B. (2020). Dampak penangkapan terhadap ekosistem: landasan pengelolaan perikanan berkelanjutan. ALBACORE J
urnal Penelitian Perikanan Laut, 4(1), 109-118.