Teknologi Budidaya Tuna Turki Jadi Inspirasi Nelayan Indonesia
Keberhasilan negara Turki dalam menerapkan teknologi untuk budidaya ikan tuna memberi inspirasi agar diadopsi di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono setelah mengunjungi lokasi budidaya pembesaran tuna di laut Izmir, Turki.
Keberhasilan dari teknologi budidaya yang diterapkan di negara Turki telah menunjukan keberhasilan dalam mendongkrak hasil perikanan hingga bernilai ekonomi tinggi.
"Beberapa wilayah perairan kita merupakan tempatnya ikan tuna, sehingga kita perlu inovasi agar komoditas ini produktivitasnya meningkat dan keberlanjutannya terjaga," ujar Menteri Trenggono dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Rabu (24/01).
Tuna yang dibudidayakan di Laut Izmir jenisnya Atlantic Bluefin Tuna (Thunnus thynnus). Tuna tersebut berasal dari hasil penangkapan di alam dengan cara digiring perlahan-lahan ke lokasi budidaya.
Proses pembesaran memakan waktu lima sampai enam bulan di keramba berukuran 50 sampai 60 meter pada kedalaman hingga 18 meter. Selama pembesaran, tuna diberi pakan ikan-ikan pelagis.
Kunjungan Menteri Trenggono bertepatan saat dilakukan panen tuna. Ikan-ikan hasil panen langsung dibawa ke Jepang menggunakan kapal angkut.
"Tuna dibekukan di kapal pada suhu minus 60? C dan langsung berlayar ke Jepang. Ini yang membuat kualitas tuna terjaga dan harganya semakin tinggi. Harga tuna ditentukan berdasarkan grade di pasarnya," pungkas Trenggono.
Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor tuna di pasar dunia. Berdasarkan data KKP, tuna bersama tongkol dan cakalang termasuk sebagai komoditas unggulan ekspor hasil perikanan Indonesia dengan nilai USD 927,18 juta pada tahun 2023.