• 23 November 2024

Restorasi Hutan Mangrove di Aceh Hasil Kolaborasi Nol Karbon dan Blue Forest

Konservasi hutan mangrove mendapatkan perhatian dari Nol Karbon dan Blue Forest, kolaborasi keduanya bertujuan memulihkan hutan mangrove seluas 6.459 hektar di Aceh.

Nol Karbon, yang berbasis di Indonesia, dan Blue Forest, yang berpusat di Dubai, telah menandatangani perjanjian kerjasama untuk memulihkan hutan mangrove yang terdegradasi di Aceh dalam 2 tahun ke depan.

Proyek restorasi ini akan dikembangkan dengan melibatkan masyarakat lokal dan didanai melalui ekonomi karbon.

Kemitraan ini merupakan langkah konkret dalam upaya mitigasi emisi CO2 dan pemberdayaan ekonomi lokal di area hutan mangrove, terutama di Aceh yang menjadi rumah bagi 96.813 orang komunitas nelayan. Ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol pada tahun 2060, sebagaimana diutarakan oleh Presiden Joko Widodo pada COP28 di Dubai.

Nol Karbon dan Blue Forest Bekerjasama untuk Merestorasi Hutan Mangrove di Aceh, Indonesia
"Nol Karbon dan Blue Forest Bekerjasama untuk Merestorasi Hutan Mangrove di Aceh, Indonesia "

Pera Malinda Sihite, Direktur Nol Karbon Indonesia, dan Sohaib Alhajhussein, Direktur Blue Forest, secara resmi memformalkan kolaborasi ini melalui penandatanganan Nota Kesepahaman pada hari Senin, 12 Februari di Langsa, Aceh Timur.

"Sebagai negara dengan luasan hutan mangrove terbesar di dunia, Nol Karbon berharap kerjasama dengan Blue Forest akan memulai upaya restorasi hutan mangrove di Aceh dan seluruh Indonesia," ungkap Pera Malinda Sihite, Direktur Nol Karbon. "Nol Karbon ingin memberikan manfaat ekonomi karbon kepada masyarakat lokal melalui implementasi silvofishery, yang menggabungkan perikanan dengan penanaman hutan mangrove. Semakin banyak hutan mangrove yang Nol Karbon tanam, semakin banyak komunitas yang kami bantu."

"Di Blue Forest, misi kami adalah memulihkan ekosistem mangrove secara global. Kami sangat senang dapat bekerja dengan Nol Karbon untuk memulihkan hutan mangrove di Aceh dan pada saat yang sama memberi dampak positif bagi hampir 100.000 jiwa. Saat ini, Blue Forest sedang mengembangkan proyek karbon biru terbesar di Afrika melalui proyek MozBlue kami di Mozambik. Dengan berkolaborasi dengan Nol Karbon, kami bertujuan untuk memberikan dampak serupa di Indonesia," ungkap Sohaib Alhajhussein, Direktur Blue Forest.

Indonesia memiliki luasan hutan mangrove terbesar di dunia, mencapai sekitar 3,3 juta hektar. Hutan mangrove di negara ini memiliki potensi untuk menyerap 4-5 kali lebih banyak karbon daripada hutan daratan, dengan kapasitas penyerapan sekitar 33 miliar ton karbon dioksida (CO2) atau sekitar 1.000 ton karbon per hektar. Hutan mangrove menyediakan layanan ekosistem berharga yang berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi di Indonesia, dengan manfaat rata-rata mencapai USD 15.000 per hektar per tahun.

Perdagangan karbon memiliki potensi besar bagi Indonesia, mengingat hutan tropisnya yang luas. Berdasarkan data luas hutan, dengan skenario harga kredit karbon sebesar US$5 per ton, pendapatan potensial bisa mencapai Rp 8.000 triliun.

Related News