BPTP Sulteng Kembangkan Pengubinan Padi
“Teknik pengambilan ubinan menggunakan metode yang sama dengan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) selama ini.”
SIGI - Awal tahun ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) mulai menyempurnakan Sistem Informasi (SI) Katam Terpadu dengan tampilan baru yang mudah diakses dan dipahami banyak pihak. Untuk mendukung hal tersebut, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sulawesi Tengah, beberapa hari lalu mulai melakukan pengambilan data ubinan padi di kawasan persawahan Desa Watunonju, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Teknik pengambilan data informasi Standing Crop (SC) Katam Terpadu Balitbangtan ini, melibatkan peneliti, penyuluh, litkayasa BPTP Sulawesi Tengah, penyuluh Kecamatan Sigi Biromaru dan anggota kelompok tani Samporoa Desa Watunonju didampingi oleh mantri statisik dari BPS Sigi. Pengambilan data ini diperlukan guna penyediaan data yang akurat untuk mendukung single data Kementerian Pertanian.
Ketua Tim Gugus Tugas Standing Crop (GT SC), I Ketut Suwitra menjelaskan dan memperagakan teknik pengambilan ubinan. Teknik pengambilan ubinan menggunakan metode yang sama dengan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) selama ini. Mulai dari memilih petakan untuk plot ubinan, membuat plot area untuk ubinan berukuran 2,5 x 2,5 meter, mengukur dengan menggunakan alat ubinan, menentukan titik pangkal untuk ubinan, hingga memasang alat ubinan secara tepat.
"Padi yang ditimbang adalah dalam bentuk gabah kering panen, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran atau benda asing yang dilakukan sesuai dengan kebiasaan petani setempat, hasil yang ditimbang adalah biomas dan gabah kering panen," jelasnya.
Baca juga: Upaya BPTP Sulteng Tarik Milenial
Secara rinci ia menjelaskan, teknik pengubinan ukuran 2.5 x 2.5 meter persegi dilakukan dengan penentuan titik sampling menggunakan aplikasi survei ubinan. Di mana sumbu X = 25 langkah dan sumbu Y = 72 langkah, sehingga nomor random terpilih adalah X= 19 dan Y = 11.
"Nah, pada titik tersebutlah dipasang titik koordinat untuk pengubinan, selain itu dari praktik pengambilan ubinan padi varietas Mekongga di lahan sawah Desa Watunonju itu diperoleh hasil sebesar 6,7 ton per hektare,” sebutnya.
Secara terpisah, Kepala BPTP Sulawesi Tengah, Fery Fahrudin Munir mengatakan, informasi standing crop pada Katam Terpadu Balitbangtan saat ini telah menggunakan citra satelit Sentinel-1 yang mana nantinya sebagai salah satu substansi utama di dalam Agriculture War Room (AWR).
"Oleh karena itu, data Sentinel 1 perlu divalidasi dengan data ubinan yang dilakukan sesuai metode Kerangka Sampling Area dalam jumlah yang cukup agar memenuhi kaidah statistik," jelasnya beberapa waktu lalu.
Baca juga: Misi Bulog Sulteng untuk Masyarakat