• 28 April 2024

IP400 Belum Diterapkan Menyeluruh di Parimo

uploads/news/2024/02/ip400-belum-diterapkan-menyeluruh-236628e4481fd3d.jpg

Jagadtani.id - Indeks Pertanaman (IP) 400 merupakan cara tanam padi dan panen 4 kali dalam satu tahun pada lahan yang sama.

Metode ini, merupakan salah satu upaya yang cukup potensial untuk meningkatkan produksi padi.

Namun kenyataanya, metode tersebut belum sepenuhnya bisa diterapkan secara menyeluruh di masing-masing daerah, salah satunya Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Parimo, Dadang Priatna mengemukakan bahwa hingga saat ini baru dua kecamatan yang sudah menggunakan metode IP400, yaitu Parigi Selatan dan Balinggi.

“Hanya saja, benih padi super genjah yang tidak mudah didapatkan petani, itu yang menjadi kendala, karena kelompok petani hanya bisa menanam tiga kali dalam setahun,” ujarnya belum lama ini.

“Karena tanamnya dalam satu tahun ada yang tiga kali, dan panennya menyebarang di tahun berikutnya,” lanjutnya.

Ia menjelaskan, umur padi rata-rata 90 sampai 118 hari. Melihat kondisi itu, tidak memungkinkan bila menerapkan IP400, karena pembagian waktu tanamnya.

Hanya saja, program IP400 di Kabupaten Parimo tetap diupayakan berjalan di dua kecamatan tersebut. Meski sempat menurun hasilnya rendah.

“Gabahnya sama, namun sewaktu digiling jadi beras, susut sekali. Ini merugikan petani,” tukasnya.

Kondisi ini, kata dia, juga telah dilaporkan ke provinsi dan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk Kabupaten Parimo akan mencari benih lain, yang sesuai dengan kodisi wilayah.

“Kami berharap ada upaya untuk mencarikan benih yang kualitasnya sama, agar IP400 ini bisa diterapkan semua petani,” pungkasnya.

Related News