• 26 April 2024

Mendorong Komoditas Rumput Laut Sumtim

“Dengan potensi rumput laut yang luar biasa besar di Sumba Timur, jika mampu dimanfaatkan secara optimal dengan penggunaan bibit unggul seperti hasil kultur jaringan, maka akan turut mensuplai ketersediaan bahan baku industri yang berkualitas dalam mendukung program Presiden Joko Widodo dalam rangka percepatan industrialisasi rumput laut.”

JAKARTA - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong peningkatan komoditas andalan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu rumput laut. Bukan hanya meningkat dari segi produktivitas, tapi juga meningkat dari sisi hilir untuk mencetak rumput laut berkualitas ekspor. Pasalnya, komoditas rumput selama ini mampu mendongkrak perekonomian masyarakat Sumba Timur. Tercatat sejak 2015 hingga 2019, rata-rata pendapatan bersih pembudidaya rumput laut per tahun meningkat hingga hampir dua kali lipat. Dari sebelumnya Rp53.3 juta per tahun pada 2015 menjadi Rp105.3 juta per tahun pada 2019.

“Dengan potensi rumput laut yang luar biasa besar di Sumba Timur, jika mampu dimanfaatkan secara optimal dengan penggunaan bibit unggul seperti hasil kultur jaringan, maka akan turut mensuplai ketersediaan bahan baku industri yang berkualitas dalam mendukung program Presiden Joko Widodo dalam rangka percepatan industrialisasi rumput laut,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, dalam keterangan resmi KKP, Senin (17/2) kemarin.

Baca juga: Budidaya Cacing Sutera Sistem Apartemen

Sebelumnya Presiden Jokowi juga telah menetapkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 33 Tahun 2019 tentang Roadmap Industrialisasi Rumput Laut Nasional. KKP pun menjawab tantangan tersebut dengan menyiapkan berbagai strategi percepatan peningkatan produksi rumput laut dalam peta jalan industrialisasi rumput laut nasional hingga lima tahun mendatang.

“Industrialisasi rumput laut nasional merupakan sebuah langkah strategis yang akan menjembatani keterlibatan lintas sektoral dari mulai proses produksi di hulu hingga ke proses pengolahan dan pemasaran di hilir. Hal ini serupa dengan yang KKP telah lakukan di SKPT Sumba Timur dan akan diimplementasikan secara nasional,“ ujar Slamet.

Sebagai gambaran saja, proses bisnis yang dilakukan di SKPT Sumba Timur dimulai dari penetapan lokasi sentra budidaya rumput laut di daerah Woba, semua proses budidaya mulai dari persiapan hingga siap untuk dijual dilakukan di satu lokasi. Proses dimulai dengan penyediaan bibit melalui bantuan kebun bibit rumput laut kepada pokdakan untuk selanjutnya dibudidayakan oleh pembudidaya. Setelah rumput laut siap untuk dipanen, kelompok pembudidaya atau koperasi rumput laut tidak perlu khawatir dengan penjualan karena sudah difasilitasi kemitraan dengan industri pengolah rumput laut.

Selain bantuan sarana untuk berbudidaya, KKP juga memberikan prasarana penunjang seperti pembukaan dan peningkatan akses jalan ke lokasi sentra budidaya rumput laut, pembangunan MCK dan jaringan air bersih, pemasangan jaringan listrik, gudang rumput laut serta balai pertemuan yang turut berperan menyukseskan proses produksi, hingga pendistribusian hasilnya. Slamet menambahkan, KKP sangat mengharapkan peran aktif dan kontribusi pemda serta masyarakat setempat untuk dapat menjaga keberlanjutan usaha yang telah dibangun bersama.

“Dengan demikian, misi awal pembangunan SKPT di Sumba Timur untuk memberikan dampak positif bagi pergerakan ekonomi daerah akan terwujud,” pungkas Slamet.

Baca juga: Mengoptimalkan Sumber Daya Laut Natuna

Sebagai informasi, sejak 2017-2019 KKP telah menggelontorkan berbagai bantuan ke SKPT Sumba Timur, di antaranya pembangunan prasarana budidaya rumput laut seperti para-para, rumah ikat, dan perahu fiber, sarana budidaya rumput laut, sarana kebun bibit rumput laut, sarana goemembran, kapal penangkap ikan, ice flake machine, coolbox, mobil pickup, serta berbagai bantuan prasarana seperti perbaikan jalan produksi, akses air bersih, jaringan listrik, MCK dan sebagainya. Total bantuan yang telah diberikan ke Kabupaten Sumba Timur sebesar Rp53,6 miliar.

Dari bantuan yang telah diberikan, produksi rumput laut Sumba Timur mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Sebelumnya pada 2016 produksi rumput laut Sumba Timur baru mencapai 26.413 ton rumput laut basah, sedangkan pada tahun 2019 menurut data sementara, meningkat mencapai 35.115 ton.

Senada dengan Slamet, Direktur Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Sri Yanti menyatakan, SKPT Sumba Timur merupakan salah satu SKPT terbaik, karena berbagai faktor. Di antaranya keterlibatan yang tinggi dari pemda dan masyarakat sekitar, perencanaan yang matang, serta ketepatan dalam memberikan bantuan hingga bisa dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Selain itu, keberadaan BUMD PT. Algae Sumba Timur Lestari (ASTIL) merupakan elemen penting sebagai penyerap hasil produksi masyarakat Sumba Timur. Namun untuk meningkatkan nilai tambah dan memperluas peluang pasar, maka PT. ASTIL perlu didorong untuk bisa melakukan diversifikasi produk dari Chips menjadi produk Karaginan (Semi Refined Carageenan/SRC),” kata Sri.

PT. ASTIL sendiri merupakan pabrik yang memproduksi chips atau Alkali Treated Cottonii (ATC) rumput laut, dengan kapasitas produksi mencapai 90 ton per bulan. Dengan kata lain, pabrik ini mampu menyerap suplai produksi rumput laut basah sebanyak 2.500 ton atau 250 ton rumput laut kering per bulan. Pada tahun 2019, PT. ASTIL berhasil memproduksi sebanyak 402,266 ton ATC dengan pembeli yang berasal dari luar daerah seperti PT Indoseaweed (Mojokerto), PT. Galic Artabahari (Bekasi) dan PT. Yuxing Algae Internasional (Situbondo). Selain pembeli dalam negeri, produk ASTIL juga menjadi komoditas ekspor dengan tujuan ke beberapa perusahaan China seperti Zhejiang Top Hydrocolloids Co. Ltd. dan PT Shanghai.

“Dengan sinergitas dan komunikasi yang baik antar pemangku kepentingan, saya yakin keberlanjutan usaha bukan merupakan sebuah mimpi” tutup Sri.

Sementara itu, Sonia Tapar Kupung, Ketua kelompok Tangar Mahamu dari desa Kaliuda Kecamatan Pahunga Lodu menyatakan, siap untuk terus mengawal bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah bersama dengan anggota kelompok yang lain.

“Kami harap pemerintah tidak lelah untuk terus memberikan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat untuk meningkatkan kapasitas pembudidaya rumput laut di Sumba Timur ini,” tandasnya.

Related News