• 28 April 2024

Optimasi Lahan Pertanian Demi Kejar Masa Tanam

uploads/news/2024/03/optimasi-lahan-pertanian-demi-500785172b0ef58.jpg
Dalam menjaga ketersedian bahan pokok, terlebih selama bulan suci Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri menjadi perhatian utama pemerintah. Selain menjaga dalam Ramadan, tentunya untuk menstabilkan harga dengan stok yang dapat terpenuhi hingga akhir tahun 2024.
 
Untuk itu, pemerintah melalui Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengajak kepada para petani Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah untuk tidak menyerah karena musim tanam 1 (MT1) mengalami mundur. Pemerintah pun berkomitmen mengejar masa tanam, salah satunya dengan optimasi lahan rawa.
 
"Tapi kita berkomitmen untuk mengejar pada semester 2-nya ini biar lebih maksimal. Hal yang terpenting adalah kita tetap jaga produksi kita. Sesuai dengan pesan Presiden, ke depan sektor pertanian harus bisa lebih bangkit," kata Wamentan saat menghadiri Sarasehan dengan para Petani dan Penyuluh Se-Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Sabtu (09/03).
 
Wamentan berharap bahwa Kabupaten Banggai bukan hanya menjadi penyangga bagi kabupaten sekitar tetapi juga penyangga bagi Ibu Kota Negara (IKN) kedepannya sehingga untuk mempersiapkan hal itu sudah harus ada langka-langkah kongkrit yang dilakukan oleh Pemerintah.
 
"Kabupaten Banggai diharapkan dapat berkontribusi terhadap ketersediaan pangan nasional, terutama di IKN nanti. Sebab, selama ini Banggai telah mampu menjadi salah satu penyangga pangan di Sulawesi Tengah," harapnya.
 
Sementara itu, Bupati Banggai Amirudin menyampaikan lahan pertanian di daerahnya kurang lebih mencapai 20 ribu hektar. Sementara produksi beras baru mencapai 90 ribu ton per tahun, sedangkan konsumsi masyarakat sekitar 30 ribu ton. Sehingga terdapat surplus beras hingga 60 ribu ton per tahun.
 
Menurut Bupati, hal ini yang menyebabkan Kabupaten Banggai mampu menyuplai ke Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah. 
 
"Kami belum merasa puas, karena rata-rata produksi petani kita disini baru 4-5 ton per hektar. Sedangkan di Jawa itu sudah 10 ton per hektar. Oleh karena itu diperlukan intervensi langsung dari pemerintah untuk menggenjot produksi beras kita," ujar Bupati

 

 

Related News