Kelahiran bayi Orangutan bernama Putri Tanjung menjadi kado terindah bagi konservasi Indonesia. Keberhasilan konservasi telah dipastikan Tim Monitoring Sintang Orangutan Center (SOC), mereka menjumpai individu Orangutan Kalimantan sedang menggendong bayinya di kawasan Resort Nanga Hovat, Taman Nasional Betung Kerihun.
Sebagai infomasi, Putri Tanjung telah dilepasliarkan sejak tahun 2019 di Sub DAS Mendalam merupakan kerja sama antara Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BB TaNa Bentarum) dengan BKSDA Kalimantan Barat dan Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS).
Putri Tanjung yang berumur 17 tahun pada saat dilepasliarkan membawa bayi Orangutan bernama Liesjhe, yang saat itu berumur 4 tahun. Akan tetapi, pada perjumpaan bulan Februari lalu, Putri Tanjung tampak menggendong satu individu bayi Orangutan yang berumur kira-kira 1 tahun.
Sebelumnya, tahun 2019, Orangutan lain bernama Juvi, juga dijumpai sedang membawa bayi Orangutan berumur 1, serta Jojo yang membawa bayi Orangutan berumur 2 tahun pada 2023 lalu.
Tentunya hal ini menunjukkan bahwa Orangutan Kalimantan, yang berstatus terancam punah (critically endangered), masih dapat bertahan hidup dan berkembang biak di Indonesia khususnya di Taman Nasional Betung Kerihun.
Sadtata Noor Adirahmanta, Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum mengatakan bahwa, “Lahirnya 3 individu Orangutan di Sub DAS Mendalam menjadi indikator keberhasilan kerjasama semua pihak, khususnya antara Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS) dengan BKSDA Kalimantan Barat dan Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS) dalam konservasi Orangutan Kalimantan”.