• 22 November 2024

Akselerasi Perluasan Areal Tanam di Sragen, Antisipasi El Nino

uploads/news/2024/04/akselerasi-perluasan-areal-tanam-55975ecee798fc7.jpg

Dampak El Nimo dapat menyebabkan penurunan produksi pangan sehingga seluruh pihak harus menyiapkan langkah mengantisipasi. Untuk itu, Kementerian Pertanian terus menggenjot kegiatan perluasan areal tanam dengan program pompanisasi yang mendapat dukungan TNI.

Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP), Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc mengatakan, saat ini bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia menghadapi tantangan pertanian cukup besar. Diantaranya, ancaman perubahan iklim dan penurunan produksi pangan. Di sisi lain permintaan terus meningkat dan pengelolaan kian terbatas.

”Tanda-tandanya kita bisa melihat bagaimana 10 negara menghadapi ancaman kelaparan serius. Bahkan saat ini sekitar 735 juta lebih juta penduduk dunia kelaparan. Sementara di 7 – 16 persen penduduk Indonesia juga masih rentan kelaparan,” kata Leli saat Rapat Koordinasi Rapat Koordinasi Akselerasi Program Pertambahan Area Tanaman Kabupaten Sragen, Senin (22/4).

Leli mengatakan dengan masih adanya musim hujan dan sebagai antisipasi musim kemarau mendatang, Kementerian Pertanian mendorong kegiatan Perluasan Areal Tanam (PAT) dan pengembangan padi gogo di lahan kering, termasuk di areal tanaman perkebunan. “Kementerian Pertanian sudah melakukan MoU dengan TNI untuk mendukung kegiatan pompanisasi di lahan-lahan tadah hujan,” ujarnya.

”Kami sudah berdiskusi dengan Kepala Dinas Pertanian Kabupateb Sragen, indeks pertanaman padi di lahan irigasi sudah baik, ada yang IP 2 dan 3. Jadi sudah maksimal. Sedangkan di lahan sawah tadah hujan masih ada yang IP 1, tapi juga sudah ada yang IP 2,” kata Leli yang menjadi penanggung jawab antisipasi El Nino Kabupaten Sragen, Boyolali, Purworejo, dan Kebumen.

Leli mengatakan, untuk akselerasi PAT, pihaknya meminta dilakukan identifikasi potensi lahan sawah tadah hujan yang ada yang mampu ditanami dengan bantuan pompanisasi dan identifikasi lahan untuk pemanfaatan PAT (di luar lahan regular). “Kalau di lahan irigasi akan mudah kita tingkatkan IP, tapi saat ini kita lebih mendorong peningkatan IP di lahan-lahan tadah hujan dengan PAT,” katanya.

Kemudian, lanjut Leli, pemerintah mendorong pemanfaatan tumpang sisip padi gogo dibawah tegakan tanaman kelapa atau lainnya pada areal pinggir pantai. Kementerian Pertanian telah meluncurkan beberapa varietas padi gogo, diantaranya Inpago 5, Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10 dan Inpago Agritan 12. Produktivitas varietas tersebut rata-rata antara 5-7 ton/ha. “Kami berharap adanya kerjasama dalam pengawalan program antar Petugas Lapang dan pendokumentasian, serta pelaporan data dengan baik,” katanya.

Seperti diketahui. Kementerian Pertanian menggelontorkan bantuan pompanisasi, khususnya di lahan persawahan tadah hujan. Untuk Provinsi Jawa Tengah bantuan pompa air diberikan untuk 35 kabupaten/kota sebanyak 4.000 unit. 

Saat Apel Siaga Alsintan di Jawa Tengah, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, program pompanisasi bisa memacu aktivitas tanam di musim kedua tahun ini agar berjalan lebih cepat dan maksimal. “Saat ini program pompanisasi difokuskan di Pulau Jawa. Semua kawasan sentra produksi dari Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Jawa Barat, kita bantu kita pompa airnya,” katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kab. Sragen, Eka Rini Mumpuni secara prinsipnya mendukung kegiatan PAT. Namun karena lahan sawah tadah hujan di Kabupaten Sragen umumnya telah memiliki IP 200-300, pihaknya mengajukan usulan pompa submersible 31 unit atau irigasi perpompaan. Bantuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan IP dari 200 menjadi 300.

Related News