Lonjakan Harga Cabai Kerap Terjadi di Kota Besar
Jagadtani - Harga cabai di Indonesia tidak pernah stabil, lonjakan harga yang signifikan kerap terjadi menjelang Hari Raya Keagamaan maupun akhir tahun.
Kenaikan harga cabai turut menyumbang besarnya inflasi bahan makanan yang terjadi di Indonesia (Nauly, 2017). Hal tersebut berkaitan pula dengan kebutuhan cabai bagi kota-kota besar di Indonesia, dimana sekitar 800.000 ton/tahun atau sekitar 66.000 ton/bulan (Wulandari, 2020).
Dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga tahun ke tahun pada November 2023 antara lain cabai merah, padi, cabai rawit, pasir, beras, dan rokok kretek dengan filter. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, harga cabai merah dan hijau naik lebih dari 50% dari harga normal.
Kenaikan harga tersebut tentunya menyebabkan kekhawatiran di kalangan masyarakat karena berdampak pada kenaikan biaya pokok sehari-hari.
Diketahui saat ini harga cabai mencapai Rp100.000/kg dari yang sebelumnya dijual seharga Rp60.000/kg. Kenaikan harga cabai tersebut disebabkan oleh Hari Raya Lebaran Idul Fitri.
Selain itu, faktor utama yang mempengaruhi kenaikan harga cabai yaitu faktor cuaca. Kenaikan harga cabai sangat bergantung pada musim panen dan musim tanam serta pengaruh iklim dan cuaca (Paulus & Ellen, 2016). Peningkatan permintaan cabai juga mengakibatkan fluktuasi harga cabai (Ambarita et al., 2024).
Kondisi naiknya harga cabai sangat berdampak buruk bagi semua kalangan terutama para pedagang dan konsumen. Dampak yang ditimbulkan akibat naiknya harga cabai adalah masyarakat akan sulit menutupi kebutuhan hidupnya akan bahan pangan, dan meningkatnya tingkat kemiskinan (Pratama & Yasa, 2018).
Pedagang pun merasa terbebani dengan harga beli cabai yang kian hari semakin tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut, kenaikan harga cabai juga berdampak pada kehidupan rumah tangga seperti pola konsumsi, alokasi anggaran, dan kesejahteraan ekonomi masyarakat (Ambarita et al., 2024).
Dalam mengatasi kenaikan harga cabai, solusi pemerintah dengan melakukan pemantauan harga dan impor cabai dari luar negeri (Hilman & Sayekti, 2015). Kemudian, baik pemerintah pusat dan daerah telah berusaha melakukan pengawasan dan pengontrolan harga cabai di pasar tradisional.
Selain itu, pemerintah juga telah memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi meliputi media sosial, radio, televisi untuk menyediakan informasi akurat dan terpercaya mengenai berbagai isu khususnya isu kenaikan cabai ini. Upaya kolaborasi dengan teknologi tersebut sebagai upaya dalam meningkatkan pemahaman dan respon masyarakat mengenai faktor-faktor yang dapat memengaruhi kenaikan harga serta untuk mengatasi masalah kenaikan harga cabai tersebut.
Pemerintah juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan langkah-langkah praktis dalam mengatasi dampak kenaikan harga cabai, seperti memanfaatkan alternatif bahan baku masakan lainnya yang lebih terjangkau.
Dengan adanya program komunikasi sosial pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami kompleksitas kenaikan harga cabai dan bersama-sama mencari solusi yang terbaik untuk menjaga keseimbangan ekonomi dan kesejahteraan bersama.