Mengenal Sejarah Padi Sebagai Pangan Utama Masyarakat
"Padi menjadi bahan makanan utama bagi masyarakat Asia, khususnya Indonesia. Berbagai varietas berusaha dikembangkan demi meningkatkan kualitas maupun kuantitas dalam setiap masa panen. Pemerintah Indonesia pun menargetkan swasembada padi untuk masa datang."
Jagadtani - Padi menjadi sumber bahan makanan utama bagi masyarakat Indonesia. Walau sebenarnya bukan tanaman asli, tetapi hampir seluruh pelosok negeri telah menjadi Lumbung Padi. Untuk mengetahui tentang sejarah yang menyangkut tanaman Padi, berikut informasi yang dirangkum dari berbagai sumber.
Terdapat sekitar 25 spesies yang tersebar di wilayah tropis dan subtropis termasuk Asia, Afrika, Amerika, dan Australia. Selain sebagai tanaman budidaya, padi juga mengacu pada jenis-jenis liar dalam genus yang sama.
Dipercaya berasal dari India atau Indocina, padi diperkenalkan ke Indonesia oleh penduduk migran dari Asia sekitar tahun 1500 SM (Murnita, & Taher. 2021). Dalam hal produksi global, padi adalah sereal terbesar setelah jagung dan gandum, dan menjadi sumber karbohidrat utama bagi banyak orang di seluruh dunia. Padi yang dipanen biasanya diolah menjadi beras.
Chevalier dan Neguier menyatakan bahwa Oryza fatua koenig dan Oryza sativa L. berasal dari Asia, sedangkan Oryza stapfii roschev dan Oryza glaberima steund berasal dari Afrika Barat. Varietas padi saat ini banyak merupakan hasil persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia, padi awalnya ditanam di lahan kering dengan sistem ladang sebelum pengairan diterapkan untuk meningkatkan stabilitas produksi (Habibi, I., & Fuadah, A. S. 2021). Padi jenis Indica tumbuh baik di daerah tropis, sedangkan Japonica lebih cocok di daerah subtropis.
A. Klasifikasi Tanaman Padi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : (suku rumput-rumputan)
Spesies : Oryza sativa L.
B. Morfologi Tanaman Padi
1) Akar
Berdasarkan literatur Aak (dalam Latif, J., Busthanul, N., & Amrullah, A. 2020) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas:
a) Radikula
Akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang.
b) Akar serabut(adventif)
Setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh.
c) Akar rambut
Merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek bentuk dan panjangnya sama akar serabut.
d) Akar tajuk (crown roots)
Akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah berkembang.
Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yangbaru atau bagian akar yang masih muda berwarna putih.
2) Batang
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya (Murnita, M., & Taher, A. 2021). Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yang membalut ruas sampai buku bagian atas.
Tepat pada buku bagian atas ujung dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi lidah daun (ligula), dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daun bendera.
Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, disitulah timbul ruas yang menjadi bulir padi. Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri (Saitun, E. S., Hanum, F., & Raka, I. D. N. 2020). Dari tiap tiap sukma ini timbul tunas yang disebut tunasorde pertama.
3) Daun
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah:
a) Helaian daun
Terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan.
b) Pelepah daun (upih)
Merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.
c) Lidah daun
Lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit.
Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan coleoptile. Coleoptile keluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai permukaan air. Coleoptile baru membuka, kemudian diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga (Siregar, M. A. R. 2023). Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya, namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi. Daun padi mulamula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya.
Pertumbuhan daun yang satu dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7 hari berikutnya akan muncul daun baru lainnya.
4) Bunga
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas bukuyang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu:
• Malai pendek (kurang dari 20 cm),
• Malai sedang (antara 20-30 cm), dan
• Malai panjang (lebih dari 30cm).
Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa mencapai100-120 bunga. Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu. (Wendra,Y., Alwendi, A., Ardi, A., & Aldo, D. 2020). Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah:
• Kepala sari
• Tangkai sari
• Belahan yang besar (Palea)
• Belahan yang kecil (Lemma)
• Kepala putik
• Tangkai bunga
5) Buah
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea bagian lain membentuk sekam atau kulit gabah.
C. Syarat Tumbuh Tanaman Padi
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500-2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C.
Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0-1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup (Habibi, I., & Fuadah, A. S. 2021). Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18-22 cm dengan pH antara 4-7.
Budidaya Pertanian Pada Tanaman Pangan Padi
Seiring berkembangnya peradaban manusia, metode budidaya tanaman juga mengalami evolusi dari teknik yang sederhana hingga yang sangat maju.
Berbagai metode budidaya telah dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Istilah "teknik budidaya tanaman" berasal dari kombinasi kata "teknik" yang berarti keahlian dalam membuat atau melakukan sesuatu, "budidaya" yang berarti usaha yang menghasilkan, dan "tanaman" yang merujuk pada tumbuhan yang dibudidayakan manusia setelah melalui proses domestikasi (Siregar, M. A. R. 2023).
Teknik budidaya tanaman adalah proses produksi pangan dan produk agroindustri dengan memanfaatkan sumber tumbuhan. Adapun Teknik Budidaya Tanaman Padi, meliputi:
- Persemaian
Proses ini dimulai dengan mempersiapkan benih yang akan menentukan kualitas pertumbuhan padi di lahan. Persemaian harus dikelola dengan baik agar menghasilkan bibit yang sehat dan subur.
2. Persiapan dan Pengolahan Tanah Sawah
Meliputi pembersihan, pencangkulan, pembajakan, penggaruan, perataan, dan penanaman. Tujuannya adalah untuk menciptakan kondisi tanah yang ideal untuk pertumbuhan tanaman.
3. Penanaman:
• Persiapan Lahan: Memastikan tanah sudah diolah dengan baik sebelum penanaman.
• Umur Bibit: Memindahkan bibit yang telah mencapai umur optimal ke lahan.
• Proses Penanaman: Melibatkan pemilihan sistem tanam, jarak tanam, dan teknik menanam yang tepat untuk optimasi pertumbuhan.
4. Pemeliharaan:
• Penyulaman dan Penyiangan: Mengganti tanaman yang tidak berkembang dengan bibit yang sama dan menghilangkan tanaman pengganggu dalam waktu 10 hari setelah tanam.
• Pengairan: Memastikan pengairan yang tepat, baik secara terus-menerus maupun periodik.
• Pemupukan: Memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman yang esensial untuk pertumbuhan dan produksi.
• Pengendalian Hama dan Penyakit: Mengidentifikasi dan mengelola hama serta penyakit yang dapat merusak tanaman, termasuk:
1. Hama putih (Nymphula depunctalis) yang menyerang daun bibit dengan menggulung dan membuat titik-titik sepanjang tulang daun.
Pengendaliannya meliputi pengaturan air, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, dan menggugurkan tabung daun menggunakan metode pengendalian yang sesuai.
2. Padi Thrips (Thrips oryzae) menyebabkan daun menggulung dan berubah warna menjadi kuning atau kemerahan, mengganggu pertumbuhan bibit.
Pengendalian meliputi penggunaan pestisida yang tepat.
3. Wereng seperti Wereng padi coklat (Nilaparvata lugens) dan Wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera), yang menyerang dengan cara mengisap cairan batang dan bisa menularkan virus. Pengendalian meliputi penanaman serempak menggunakan varietas tahan, membersihkan lingkungan, dan melepaskan musuh alami.
4. Walang sangit (Leptocoriza acuta) yang menyerang buah padi saat masak susu, menghasilkan buah hampa atau berkualitas rendah. Pengendaliannya meliputi penanaman serempak, peningkatan kebersihan, dan pengumpulan serta pemusnahan telur.
Dalam hal ini, melalui pemahaman yang mendalam tentang teknik budidaya yang baik dan pengelolaan yang cermat, hasil pertanian yang optimal dapat dicapai, sesuai dengan harapan para petani dan kebutuhan pasar. Proses ini tidak hanya melibatkan pemilihan benih dan pengolahan tanah yang baik tetapi juga pengelolaan hama dan penyakit secara efektif untuk mengurangi risiko dan meningkatkan produktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Donggulo, C. V., Lapanjang, I. M., & Made, U. (2017). Pertumbuhan dan hasil yanaman padi (Oryza sativa L) pada berbagai pola jajar legowo dan jarak tanam. Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, 24(1), 27-35.
Habibi, I., & Fuadah, A. S. (2021). Pengaruh tanaman refugia terhadap populasi musuh alami wereng batang coklat (Nilaparvata lugens stal.) Pada budidaya tanaman padi (Oryza sativa l.). G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan, 4(2), 319-325.
Latif, J., Busthanul, N., & Amrullah, A. (2020). Motivasi petani dalam budidaya padi
Pulu Mandoti. J. Sosial Ekonomi Pertanian, 16(1), 49-60.
Murnita, M., & Taher, Y. A. (2021). Dampak pupuk organik dan anorganik terhadap perubahan sifat kimia tanah dan produksi tanaman padi (Oriza sativa L.). Menara Ilmu: Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah, 15(2).
Rozak, I. (2021). Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Hama Tanaman Padi. Jurnal Informatika Dan Rekayasa Perangkat Lunak, 2(3), 375-381.
Saitun, E. S., Hanum, F., & Raka, I. D. N. (2020). Identifikasi dan analisis populasi gulma pada budidaya tanaman padi organik dan non organik. AGRIMETA:
Jurnal Pertanian Berbasis Keseimbangan Ekosistem, 10(20).
Santoso, D., Rahajeng, G. Y., & Wijaya, R. (2020). Identifikasi kebutuhan alsintan tanaman pangan (padi dan jagung) di Kota Tarakan. Jurnal Ilmiah inovasi, 20(3).
Siregar, H. M., Priyambodo, S., & Hindayana, D. (2020). Preferensi serangan tikus sawah (Rattus argentiventer) terhadap tanaman padi. Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi, 13(1), 16-21.
Siregar, M. A. R. (2023). Peningkatan Produktivitas Tanaman Padi Melalui Penerapan Teknologi Pertanian Terkini.
Wendra, Y., Alwendi, A., Ardi, A., & Aldo, D. (2020). Metode Case Based Reasoning Untuk Identifikasi Penyakit Tanaman Padi. Jursima, 8(2), 103-110.