Memahami Moulting Lobster Air Tawar
“Selama hidupnya, lobster mengalami perubahan hingga puluhan kali.”
TANGERANG SELATAN - Setiap makhluk hidup pasti merasakan proses perubahan pada tubuhnya. Menghasilkan perubahan tubuh, salah satunya baik itu bertambah besar maupun bertambah berat. Bersamaan itu pula, terjadi perubahan struktur tubuh, terutama tubuh bagian luar.
Ini juga terjadi pada lobster air tawar. Namun, tubuh lobster tak berkulit melainkan terbungkus oleh cangkang tua yang keras, bila sudah berusia dewasa.
Pada saat tubuh lobster bertambah besar maka cangkang sudah tak cukup lagi untuk menutup bagian tubuhnya. Sehingga, cangkang itu harus dibuang, terkelupas dengan sendirinya, kemudian berganti dengan cangkang yang baru yang lebih muda, dan elastis. Ini hanya terjadi pada udang, dan proses ini disebut dengan istilah moulting.
Menurut Cun Cun Kurniawan, salah satu peternak lobster di Bintaro Farm Center (BFC), Jalan Baitis Salmah, Kelurahan Sawah Baru, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang, Provinsi Banten, dalam siklus hidup lobster, pertumbuhan hanya terjadi di bagian tubuh saja, tidak terjadi dengan cangkangnya. Cangkang tidak akan muat ketika tubuh lobster semakin bertambah besar. Oleh sebab itu, lobster perlu membuang cangkangnya dan mengganti dengan cangkang yang baru. Karena pertumbuhan terus terjadi, maka moulting pun akan terus terjadi.
“Selama hidupnya, lobster mengalami perubahan hingga puluhan kali. Perubahan mulai terjadi pada umur 2-3 minggu. Frekuensi tertinggi terjadi sebelum loster dewasa, berumur 6-7 bulan, dibanding dengan lobster yang sudah dewasa. Lobster dewasa terutama induk jantan maupun betina akan moulting lagi setelah 2-3 kali melakukan perkawinan,” jelasnya kepada JagadTani belum lama ini.
Baca juga: Untung Besar Lobster Air Tawar
Sebelum mengalami pergantian kulit, lobster akan gelisah, dan tidak mau makan. Keadaan ini menyebabkan kondisi tubuhnya menjadi lemah. Pada saat itu, diperkirakan lobster mengeluarkan aroma yang merangsang lobster lain untuk makan. Karena salah satu sifat buruk dari hewan ini yaitu kanibalisme. Cun Cun juga menyatakan, pergantian kulit pada lobster merupakan saat yang rawan. Tanda-tanda yang terlihat yaitu lobster cenderung tidak aktif dan berdiam di tempat persembunyiannya. Selain itu, pergerakannya lamban dan kulitnya nampak keruh.
“Setelah proses pergantian terjadi, kulit lobster akan lembut. Untuk memulihkan kembali seperti keadaan semula perlu waktu 24 jam,” ujar Cun Cun.
Baca juga: Menilik Peternakan Kelinci di Ciputat
Pengelupasan kulit pada lobster berfungsi untuk merangsang dan mempercepat pertumbuhan. Selain itu, juga berperan dalam proses pematangan sel telur, sehingga betina dapat memproduksi telur dan jantan dapat memproduksi sperma. Selanjutnya, ia juga menyatakan, pengelupasan kulit juga berperan dalam menumbuhkan kembali organ yang cacat.
Selain pertumbuhan, pemicu pengelupasan bisa juga akibat perubahan air. Maka dari itu, dalam beternak lobster harus memiliki kadar air yang sesuai karena Perubahan air yang mendadak bisa menyebabkan lobster stres. Kondisi ini menjadikan terjadinya perubahan pada struktur daging dan cangkang, yang akhirnya dapat menyebabkan terpisahnya bagian cangkang dengan daging tersebut.