Peluang Berbisnis Tanaman Hias
Sahabat tani ingin membuka usaha, coba usaha dengan menjual tanaman hias.
YOGYAKARTA - Saat ini banyak orang yang semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan, apalagi bagi mereka yang tidak memiliki keahlian khusus. Badan Pusat Statistik (BPS) bahkan merilis tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2018 mencapai 5,13%, sehingga jumlah pengangguran di Indonesia saat ini mencapai 6,87 juta orang.
Dengan membuka usaha sendiri dapat menjadi suatu peluang bagi sahabat tani untuk menghasilkan uang. Lalu, usaha apa yang bisa sahabat tani coba? Mungkin sahabat tani bisa mencoba berbisnis dari hobi, seperti yang dilakukan Widhatik Yulis Setyawati. Wanita berusia 38 tahun ini membuka usaha dari hobinya mengoleksi tanaman hias.
“Saya lihat-lihat salah satu akun instagram tanaman hias yang berpusat di Jakarta, ternyata tanaman biasa sebenarnya. Dulu kan tanaman hias tidak seheboh dan sebanyak sekarang. Jadi saya cuma mengunggah tanaman yang ada di rumah saja untuk awal-awal berbisnis,” tutur Wiwid.
Dalam merintis bisnisnya, Wiwid cukup membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan pembeli. Setelah enam bulan, satu-dua orang akhirnya membeli tanamannya. Semakin banyak pembeli, Wiwid juga menambah jumlah tanaman hias khususnya untuk indoor yang digunakan untuk mempercantik hunian rumah bagian dalam.
“Yang sedang naik daun saat ini adalah monstera. Sekarang ini sepertinya untuk ibu-ibu kekinian harus punya tanaman monstera,”ujar Wiwid.
Monstera paling dikenali karena daunnya yang hijau besar, mengkilap dengan lubang-lubang yang artistik. Karena itulah, monstera menjadi salah satu jenis tanaman yang paling laku di Zhellaplant, plantshop milik Wiwid.
Selain Monstera, Wiwid juga menjual tanaman hias lainnya, seperti karet kebo. Tanaman ini biasanya tumbuh di pekarangan yang luas sehingga termasuk ke dalam jenis tanaman outdoor. Namun, kata Wiwid saat ini karet kebo yang berukuran kecil juga banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias indoor.
Tanaman outdoor yang akan dijadikan indoor biasanya telah melalui perubahan proses perawatan, seperti tanaman ditempatkan pada tempat yang teduh dengan bantuan paranet sehingga tidak terkena sinar matahari secara langsung. Proses ini dilakukan agar tanaman dapat menyesuaikan diri pada lingkungan barunya. Perawatan juga menjadi faktor penting dalam pertumbuhan tanaman.
“Tidak ada yang susah dalam merawat tanaman hias, yang penting tiga hari sekali tanaman harus disiram dan jangan lupa dijemur karena tanaman juga membutuhkan fotosintesis,”ujar Wiwid.
Untuk menjemur tanaman dimulai pukul sembilan hingga sepuluh pagi. Penjemuran ini memang hanya dilakukan satu jam dalam tiga hari sekali untuk menghindari agar daun tanaman tidak terbakar oleh sinar matahari. Untuk media tanamnya, Wiwid menggunakan tanah, pupuk kandang, dan sekam bakar. Untuk menambah nilai estetika, biasanya Wiwid memberikan sekam bakar, batu, atau sabut kelapa diatas permukaan tanah.
Daun tanaman hias juga harus rutin dibersihkan menggunakan neem oil (minyak mimba) atau susu agar daun tetap mengkilap. Untuk hama yang biasa menyerang tanaman hias adalah kutu putih. “Kalau saya terus terang tidak pernah pakai pestisida. Kalau kutu putih dicari terus dibuang dimatiin begitu aja. Kecuali untuk hama yang menyerang akar itu tinggal diganti medianya sudah hilang,”kata Wiwid.
Trend tanaman hias di Indonesia memang tidak ada habisnya. Setiap jenis tanaman yang sedang disukai tidak dapat dipatok dalam jangka waktu tertentu. “Jika ada tanaman yang baru ya biasanya para pembeli langsung mau dan trendnya berubah,” kata Wiwid.
Menurut Wiwid, saat ini untuk bisnis tanaman hias sudah tidak seperti dulu yang banyak terdapat permainan di dalamnya. Sekarang, harga tanaman hias lebih terjangkau. Wiwid juga menjual tanaman hias mulai dari 15 ribu hingga jutaan rupiah. (MK)