• 24 November 2024

Susu Kerbau Alternatif Penunjang Kebutuhan Gizi

uploads/news/2024/05/susu-kerbau-alternatif-penunjang-507069559d02594.jpg

"Kebutuhan susu sapi murni masih belum dapat dipenuhi oleh peternakan di Indonesia. Terlebih program minum susu sapi gratis yang akan diterapkan oleh pemerintah. Alternatif pengganti dapat dari susu Kerbau karena memiliki nilai gozi yang cukup baik."

Jagadtani - Sudah menjadi bagian dari hidup kita, susu menjadi satu komponen penting yang tentunya dapat membantu kita untuk mencukupi nilai Gizi. Memiliki kandungan kalsium dan lemak yang diperlukan tubuh, susu menjadi peringkat atas dalam konsumsi kita sehari-hari.

Bahkan menurut data Kementerian perdagangan, minat konsumen untuk membeli susu sapi terus meningkat setiap tahunnya. Jika dipikirkan kembali, apakah sapi ternak dapat mewadahi keperluan susu seluruh masyarakat di Indonesia? Jawabannnya belum tentu. 

Sebagai gantinya, tentu kita harus memiliki solusi lain terhadap ini. Masih banyak sekali pada akhirnya orang mengonsumsi air tajin guna mengganti susu sapi. Padahal sebenarnya zat gizi yang ada pada susu sapi dan tajin sangat berbeda. Dikutip dari media online Antara, juga mengatakan hal yang sama. Dr. dr, Ray Wagiu Basrowi MKK dari Universitas Indonesia mengatakan bawa air tajin tidak bisa digantikan dengan susu karena tajin hanya mengandung karbohidrat sedangkan susu sapi yang telah difortifikasi memiliki banyak sekali kandungan yang sehat. 

Namun, sayangnya kebutuhan masyarakat ini belum bisa semuanya terpenuhi. Dilansir oleh media online Cattle Buffalo Club dari UNPAD, kebutuhan susu di Indonesia baru terpenuhi 24% dari jumlah seharusnya, itu mengapa kita masih saja mengimpor susu dari luar hingga 76% (Ditjenak, 2006). 

Disamping hal ini, sebenarnya masih ada kambing dan kerbau lah yang dapat menjadi alternatif pilihan untuk menghasilkan susu. Sayang, produk dengan olahan susu kambing dan kerbau ini belum banyak diminati dan diketahui oleh masyarakat luas, khususnya dikalangan anak muda zaman sekarang. 

Jika dilihat bahkan kandungan gizi seperti protein, kalsium, dan lemak pada kerbau contohnya memiliki lebih banyak dibandingkan sapi. Khususnya kadar lemak pada susu kerbau 8% lebih tinggi dibandingkan sapi.

Kandungan lemak ini sangat membantu menguntungkan kita masyarakat Indonesia untuk mengolah lagi kembali susu menjadi keju dan mentega asli buatan kita sendiri tanpa perlu banyak mengimpor keju dari luar lagi. Contohnya seperti keju tradisional Indonesia dari suku Batak, yaitu Dali Ni Horbo yang memiliki cara unik untuk diolah. Tidak jarang orang Batak seperti di Toba banyak mengonsumsi ini. 

Inilah mengapa pengembangan edukasi kepada masyarakat mengenai dunia ternak dan pangan sangatlah penting. Kita bisa melihat bahwa baru dengan 1 hewan saja seperti kerbau, jika kita dapat mengolah dan memanfaatkannya dengan efektif dan maksimal kita bisa banyak mengembangkan usaha dan membantu kemajuan produksi dalam negeri tanpa harus membelinya dari luar negeri.

Adanya jangka panjang seperti mengembangkan produksi di dunia UMKM dengan mengolah hewan ternak seperti kerbau perah, kita bisa meningkatkan ekonomi dan daya saing bahan hasil olahan kita di dunia luar seperti pengganti keju impor dan mentega. 

Dengan begitu, perlahan kita berhasil memperluas wawasan dan produk seperti olahan susu ternak ini, tentunya diharapkan dapat membantu memberikan asupan gizi yang cukup untuk kebutuhan masyarakat Indonesia. Bukan hanya karena tinggi dan banyaknya gizi dalam susu kerbau, tetapi juga dapat memberikan keuntungan ekonomi juga kepada para pelaku UMKM daerah khususnya mulai dari Sumatera Barat untuk mengolah lagi lanjutan susu kerbau menjadi keju ataupun mentega. 

Related News